Generasi Milenial Lebih Hati-Hati dengan Tabungan dan Pengeluaran
Pandemi Covid-19 telah berdampak besar terhadap pengeluaran dan tabungan orang-orang dari berbagai generasi, terlebih generasi milenial. Hasil survei Standard Chartered menunjukkan pandemi telah membuat orang lebih berhati-hati dengan tabungan dan pengeluaran, serta membuat mereka cenderung tidak berbelanja secara royal di semua generasi.
Mengenai apa yang yang akan mereka lakukan jika diberikan uang setara Rp18.6 juta oleh pemerintah tanpa kondisi, survei Standard Chartered menyebut sebanyak 46 responden Indonesia menjawab mereka akan menggunakannya untuk tabungan jangka panjang. Secara global, orang-orang paling tidak mungkin membelanjakan uangnya untuk liburan, baik di luar negeri atau di dalam negara mereka, dengan hanya 13 persen orang Indonesia yang memilih opsi tersebut.
Selain itu, lebih dari 50 persen generasi milenial di Indonesia akan menggunakan tabungan digital sebagai sarana penyimpanan uang. Ada lebih dari 30 persen cenderung mulai menggunakan aplikasi tabungan atau investasi dan 16 persen lebih cenderung mulai menggunakan chatbot online atau robo-advisor untuk pertama kalinya selama Covid-19.
Baca juga: Generasi Milenial Sulit Mengelola Uang di Masa Pandemi
Mayoritas orang yang telah menggunakan cara-cara baru untuk mengelola uang mereka sejak dimulainya Covid-19 memiliki pengalaman yang positif. Di Indonesia, 64 persen pengguna baru (atau 65 persen pada generasi milenial) telah menikmati layanan aplikasi baru tersebut.
Penerapan teknologi baru untuk membantu mengelola keuangan di tengah gejolak ekonomi saat ini mungkin menjadi alasan banyak generasi milenial tetap yakin bahwa mereka dapat mencapai tujuan keuangan jangka panjang mereka. Hampir setengah di Indonesia (45 persen) lebih percaya diri dalam mencapai tujuan keuangan mereka daripada sebelum pandemi dimulai.
Sebaliknya, hanya 36 persen dari mereka yang berusia di atas 45 tahun merasa percaya diri bahwa mereka akan mencapai tujuan keuangan mereka. Generasi berusia di atas 45 tahun inilah yang paling tidak percaya diri di antara generasi-generasi lainnya tentang pencapaian tujuan keuangan mereka sejak wabah COVID-19 dimulai.
CEO Standard Chartered Bank Indonesia Andrew Chia mengatakan, pandemi telah menjadi katalisator yang tidak terduga, namun sangat nyata bagi para klien Retail Banking Chartered Bank Indonesia karena mereka lebih terkondisikan untuk memilih jalur digital dalam melakukan aktivitas perbankan harian mereka.
Baca juga: Mengenal Bahaya Latte Factor dalam Pengelolaan Keuangan
“Dengan alat perencanaan keuangan pribadi (SmartGoals) dan fitur investasi online (Online Mutual Fund/OMF) yang sudah tersedia di layanan perbankan online dan mobile banking Standard Chartered (SCmobile), klien dapat dengan mudah mengakses perangkat yang berguna untuk membantu mereka memegang kendali lebih besar atas keuangan pribadi mereka,” katanya.
Studi Standard Chartered ini dilakukan terhadap 12.000 orang dewasa di 12 negara, yaitu Hongkong, India, Indonesia, Kenya, China Daratan, Malaysia, Pakistan, Singapura, Taiwan, UEA, Inggris, dan AS. Studi ini adalah yang ketiga dari rangkaian tiga bagian untuk melihat bagaimana Covid-19 telah mengubah cara hidup konsumen, dan perubahan apa yang akan terus ada.
Bila survei pertama berfokus pada dampak pandemi terhadap pendapatan dan yang kedua melihat perubahan kebiasaan belanja survei terakhir memberikan wawasan baru tentang bagaimana krisis kesehatan global telah mengubah cara orang mengelola uang mereka sehari-hari, dalam konteks pencapaian tujuan jangka panjang mereka.