Strategi Menggerakkan UMKM di Tengah Gejolak Ekonomi

Strategi Menggerakkan UMKM di Tengah Gejolak Ekonomi

Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak negatif khususnya untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sektor UMKM merupakan salah satu pilar utama perekonomian yang menyumbangkan pendapatan domestik bruto (PDB) hingga 57 persen pada 2018.

UMKM juga berperan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan, dimana pada 2018 tercatat UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, menggerakan UMKM di tengah gejolak ekonomi, menjadi salah satu perhatian utama pemerintah saat ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah telah menyiapkan Rp659 triliun untuk sektor kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi, dan dukungan ekonomi melalui program Kementerian dan Lembaga sektoral.

Baca juga: Jadi BUMN Holding Asuransi, Aset IFG Mencapai Rp725 Triliun

Untuk UMKM, dana yang dipersiapkan sebesar Rp123,46 triliun untuk tahun ini dan sudah terealisasi sebesar Rp93,48 riliun atau sebesar 76 persen per November 2020. “Pemerintah sudah menyiapkan berbagai program serta alokasi anggaran untuk 2020 dan 2021,” kata Airlangga dalam webinar bertema Indonesia Financial Group - Menggerakkan UMKM di Tengah Gejolak Ekonomi (4/11/2020).

Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki mengakui, pandemi Covid-19 telah memberi dampak sosial dan ekonomi dimana menurunnya pendapatan rumah tangga, serta tidak sedikit yang kehilangan mata pencaharian, membuat masyarakat menjadi lebih selektif dalam melakukan pembelian. Hal ini juga berdampak langsung kepada UMKM karena perputaran bisnis mereka menjadi semakin melambat.


Di tengah kondisi ini terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dari offline ke online. Pelaku UMKM perlu meningkatkan literasi digital agar bisnisnya dapat berjalan dengan baik. Digitalisasi bisnis menjadi hal mutlak yang harus dilakukan pelaku UMKM terutama di masa pandemi seperti saat ini.

“Pemerintah melalui Kementerian Koperasi & UKM turut membantu para pelaku UMKM dalam melakukan adaptasi bisnis, dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan dan memandu perubahan model bisnis ke arah digital sehingga UMKM dapat memperkuat kualitas produknya dan meningkatkan daya saing,” ucap Teten.

Baca juga: Erick Thohir: IFG Jadi Pilar Industri Keuangan Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Indonesia Financial Group (IFG) Pantro Pander Silitonga mengungkapkan, faktor permodalan merupakan salah satu kendala utama yang dihadapi UMKM di tengah gejolak perekonomian saat ini. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut UMKM membutuhkan dukungan permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“IFG sebagai holding asuransi dan penjaminan mempunyai posisi yang strategis memiliki kapabilitas untuk memberikan asuransi penjaminan untuk KUR. Hal ini tentu akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit kepada UMKM. Kami berharap UMKM dapat melewati masa krisis ini dan semakin berkembang, sehingga dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ungkapnya.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Nov. 5, 2020, 9:48 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.