Mobile Banking M2U, Solusi Digital Payment di Era Ekonomi dan Keuangan Digital

Mobile Banking M2U, Solusi Digital Payment di Era Ekonomi dan Keuangan Digital

Pandemi Covid-19 memberi dampak sangat serius perekonomian nasional. Berbagai sektor bisnis bergerak melambat karena adanya pembatasan ruang aktivitas dengan adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Bukan hanya itu, Covid-19 dan penerapan PSBB secara signifikan mendorong perubahan perilaku masyarakat di Indonesia. Survei yang dilakukan Visa menunjukkan, adanya pergerseran kebiasaan dan perilaku belanja masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19.

Masyarakat Indonesia mulai terbentuk kebiasaan non-tunai dengan lebih memilih melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu atau aplikasi mobile dibandingkan dengan uang tunai. Dalam survei tersebut menyimpulkan, masyarakat Indonesia juga akan tetap menggunakan pembayaran digital dan tidak kembali ke uang tunai ketika kondisi darurat saat ini berakhir.

Hasil survei Visa ini juga bisa menjadi peluang sekalgus tantangan bagi industri keuangan khususnya perbankan. Digitalisasi dalam industri perbankan bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga digital mindset yang berarti bagaimana bank tidak berhenti berinovasi guna dapat menyelesaikan kebutuhan nasabah dengan cara digital.

Baca juga: Di Era New Normal, Tren Pembayaran Digital Meningkat

Dengan adanya platform perbankan digital memungkinkan layanan keuangan menjadi semakin tersedia bagi semua segmen masyarakat. Produk yang dulu hanya tersedia bagi segmen tertentu, sekarang dapat diakses oleh semua orang secara mudah.

Kondisi itu diakui oleh, Chief Strategy, Transformation & Digital Officer Maybank Indonesia Michel Hamilton. Konsumen Indonesia sangat terbuka terhadap perkembangan perbankan digital. Tren pengunaan apikasi perbankan digital meningkat cukup signifikan dalam tiga tahu terakhir ini.

“Selama tiga tahun terakhir, penggunaan saluran bank digital di Indonesia tumbuh dua kali lipat lebih cepat dibandingkan pasar lainnya yang sedang memasuki Asia,” kata Michel dalam materi persentasi berjudul Digital Banking Tren in The New Normal Era.


Indonesia menjadi negara yang palling potensial kedua di Asia setelah untuk pengembangan perbankan digital. Pasalnya, konsumen perbankan Indonesia adalah salah satu pengadopsi perbankan digital yang paling antusias di negara berkembang di Asia.

“Lebih lanjut, 56 persen pelanggan non-digital mengatakan mereka kemungkinan besar akan menggunakan perbankan digital dalam enam bulan ke depan, ini adalah angka tertinggi kedua untuk negara mana pun di Asia setelah Myanmar,” terang Michel dalam paparannya.

Platform Digital Payment M2U

Berbagai fakta menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan jumlah pendudukan yang tingkat penetrasi akses digital cukup besar. Berdasarkan laporan HootSuite, penetrasi akses digital di masyarakat Indonesia sudah mencapai 64 persen atau sekitar 174 juta jiwa. Angka ini menunjukkan Indonesia berpotensi besar untuk memasuki era ekonomi dan keuangan digital.

Di era sekarang ini, terutama di masa pandemi yang serba dalam keterbatasan interaksi, Maybank Indonesia sangat memahami kebutuhan nasabahnya. Kekhawatiran terkena Covid-19 mendorong Maybank menjawab kebutuhan tersebut denga menghadirkan aplikasi keuangan yang bisa digunakan untuk segala kebutuhan, yakni Mobile Banking M2U.

Baca juga: Perbankan di Era Digital, Pilihan atau Kebutuhan?

Melalui platform digital payment ini memungkinkan nasabah Maybank untuk melakukan transaksi keuangan apapun, kapapun, dan dimanapun. Bukan hanya itu, aplikasi Mobile Banking M2U juga dilengkapi dengan fitur keamanan ganda untuk melindungi dan memberikan pelanggan sebuah transaksi yang sangat aman.

Menurut Head Digital Banking Product & Strategy Maybank Indonesia Ditto Prabowo, Mobile Banking M2U bukan hanya sebagai solusi pembayaran digital, tetapi memberikan kemudahan dalam mengatur keuangan pribadi.

Dalam paparan berjudul Hack Your New Normal with M2U, Ditto menerangkan pengguna aplikasi M2U bisa mengontro secara penuh portfolio keuangannya seperti tabungan, deposito berjangka, kartu kredit, pinjaman, investasi dan asuransi.

Pembukaan rekening tabungan dan investasi dilakukan secara online penuh mulai dari pembukaan rekening dengan video KY, EduPlan Online untuk masa depan anak-anak, deposito berjangka dengan bunga tinggi, transaksi reksa dana, dan obligasi online.


Bahkan dengan menggunakan Mobile Banking M2U, transkasi seperti transfer dana ke bank manapun, pembayaran listrik, multifinance, pembelian pulsa hingga pembayaran asuransi, dibebaskan dari biaya administrasi alias gratis. Selain itu, M2U juga sudah terintergrasi dengan layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Aplikasi ini bisa digunakan untuk melakukan top up ke berbagai platform e-money dan e-wallet. Dengan begitu, penggunanya dapat dengan mudah melakukan transaksi belanja di semua e-commerce atau marketplace.

Menariknya, melalui Mobile Banking M2U bisa merencanakan membeli mobil idaman. Pengguna M2U dapat menyimpan uang muka pembelian mobil dengan fitur MyPlan. Kemudian bisa mengecek harga mobil baru dan melakukan penawaran lewat Aplikasi Maybank Finance KPM.

Baca juga: Peran Perbankan dalam Memberi Dampak Sosial di Masyarakat

Digitalisasi Perbankan

Pemerintah Indonesia tengah gencar mendorong terbentuknya Revolusi Industri 4.0., termasuk di sektor perbankan. Revolusi industri ini yang didorong oleh digital membuat kegiatan perbankan menjadi semakin tidak berwujud fisik dan akan menjadi bagian dari kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Terlebih saat ini, perbankan digital menjadi new normal dalam industri keuangan.

Hal itu diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam webinar bertajuk Traditional Banks vs Challanger Banks pada 29 September 2020. Digitalisasi produk perbankan adalah pilihan yang diminati masyarakat selama masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Bank Indonesia, penggunaan uang elektronik mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 24,42 persen per tahun. Hal ini terbalik dengan penggunaan kartu kredit yang mengalami penurunan menjadi 18,9 persen per tahun. Data tersebut sekalgus menunjukkan bahwa perbankan perlu melakukan transformasi digital untuk menjawab kebutuhan transaksi digital masyarakat.

Oleh karena itu, Bank Indonesia mendorong sektor perbankan bertransformasi menjadi open banking.  Saat ini ada sekitar 15 bank yang sudah melakukan transformasi digital. “Transformasi harus dilakukan perbankan secara secara cepat melalui proses digitalisasi,” katanya.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Oct. 28, 2020, 11:56 p.m.

Comments

Please log in to leave a comment.