5 Kunci Menjadi Wirausaha Sosial Sukses
Perkembangan wirausaha sosial atau yang lebih populer dengan istilah social enterprise merupakan sebuah peluang baru yang mulai disadari oleh berbagai kalangan. Meski belum ada data pasti mengenai total jumlah wirausaha sosial di seluruh dunia, beberapa negara merilis jumlah wirausaha sosial di negaranya.
Berdasarkan data terakhir dari hasil estimasi studi British Council (2018), Indonesia memiliki sekitar 342.000 wirausaha sosial yang terdaftar. Menyadari perkembangan wirausaha sosial yang dapat membantu menjawab permasalahan sosial,
Kendati masih seumur jagung dibanding negara-negara lain yang telah melakukan pencatatan dan pembuatan aturan klasifikasi wirausaha sosial secara mumpuni, jumlah wirausaha sosial di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan dan digali lebih lanjut.
Baca juga: Social Enterprise Akan Memperkaya Entrepreneurship
Oleh karena itu, aspek penting apa yang perlu dipahami para wirausaha sosial agar dapat menjalankan bisnis sosial yang dapat memberikan dampak maksimal? Berikut adalah rangkuman informasi yang tersaji dalam buku Profit untuk Misi Sosial.
1. Kenali Inisiatif Bisnis
Untuk memberikan dampak sosial, terdapat beragam praktik bisnis yang perlu diketahui, terutama bagi para calon wirausaha sosial sebagai bekal untuk memulai bisnis. Saat ini, terdapat berbagai pilihan bentuk praktik bisnis yang bisa dipilih dan dijalankan di Indonesia.
Di antaranya adalah Kooperasi, SE (Social Enterprise), CSR (Corporate Social Responsibility), program kepedulian sosial untuk mendukung kegiatan sosial tertentu yang berlangsung secara berkelanjutan, serta CSV (Corporate Shared Value).
Selain itu, ada Social Business yaitu perusahaan zero-deviden yang memberikan pelayanan atau menjual produk untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kalangan segmen masyarakat (bottom of pyramid).
Ada pula Inclusive Business atau jenis perusahaan yang aktivitas bisnisnya membuka kesempatan partisipasi bagi masyarakat dari kalangan bottom of pyramid dalam rantai nilainya, baik sebagai pemasok maupun konsumen.
2. Pilih Model Wirausaha Sosial
Setelah mengetahui bentuk bisnis apa yang bisa dijalankan, maka selanjutnya wirausaha sosial perlu memahami dan memilih jenis, kriteria dasar, tipe, dan model bisnis yang dipilih, agar dapat lebih tepat sasaran. Jenis wirausaha sosial itu antara lain Social Enterprise, Community Based SE, Usaha Bersama, dan Profit for Benefit Social Enterprise.
3. Pahami Ekosistem Wirausaha Sosial
Tidak ada salahnya memiliki impian yang tinggi, namun untuk mencapainya, konsistensi baik internal maupun eksternal amat diperlukan. Misalnya, dengan memperhatikan berbagai aspek seperti finansial, dukungan pemerintah, ketersediaan tenaga kerja, hingga penerimaan dari masyarakat perlu diperhatikan.
Baca juga: Akses Pembiayaan Program Dana Hibah untuk Wirausaha Sosial
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman atas ekosistem pendukung kewirausahaan sosial, termasuk pola tantangan yang umumnya dihadapi social enterprise, strategi cerdik untuk scaling-up, serta strategi bijak untuk transformasi menjadi social enterprise.
4. Temukan Sumber Daya yang Tepat
Dalam memulai sebuah bisnis, sumber daya yang diperlukan bukan hanya manusia sebagai tenaga kerja, tetapi juga ada sumber daya lain seperti keuangan, bahan, keahlian, dan lainnya. Sumber daya menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena hal tersebut yang akan menentukan kelangsungan suatu bisnis.
5. Dampak yang Ingin Diciptakan
Tatkala memulai usaha sosial, tentu selain profit, wirausaha sosial juga memikirkan dampak yang berhasil diciptakan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, wirausaha sosial dapat mengukur dampak sosial menggunakan indikator dampak yang dimonitor secara berkelanjutan untuk melihat tingkat keselarasan dengan premise of change. Hal ini akan membantu wirausaha sosial dalam mengukur besar usaha dan jangkauan bahkan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dengan analisis yang jelas.