Survei Visa: Pembayaran Non-Tunai Meningkat di Era New Normal
Penyedia teknologi pembayaran digital, Visa mengumumkan hasil survei perilaku konsumen di 40 negara, termasuk Indonesia. Hasil survei itu menunjukkan adanya pergeseran kebiasaan dan perilaku berbelanja masyarakat Indonesia seiring era new normal.
Sebanyak 62 persen responden di Indonesia menunjukkan mulai membentuk kebiasaan non-tunai, dengan lebih memilih untuk membayar dengan menggunakan kartu atau aplikasi mobile dibandingkan dengan uang tunai. Responden Indonesia juga mengatakan berniat untuk tetap menggunakan pembayaran digital dan tidak kembali ke uang tunai ketika kondisi darurat saat ini berakhir.
Baca juga : Indonesia Menuju New Normal, McKinsey: Ada Perubahan Pola Belanja
Survei ini bertujuan memperoleh gambaran bagaimana perilaku konsumen Indonesia berubah menghadapi tantangan saat ini. “Kami berbagi temuan ini dengan harapan dapat mendukung ekosistem keuangan di Indonesia dengan data untuk beradaptasi dan menyambut realita baru,” kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman.
Meskipun kesehatan fisik tetap menjadi perhatian utama di seluruh dunia, survei ini menemukan bahwa masyarakat Indonesia sangat peduli dengan kesehatan keuangan. Sebanyak 78 persen masyarakat Indonesia setuju, situasi saat ini mengharuskan mereka untuk lebih proaktif dalam perencanaan keuangan. Sementara 55 persen responden mengindikasikan kekhawatiran akan jatuh sakit.
Banyak konsumen Indonesia yang mencoba e-commerce untuk pertama kalinya dan berniat untuk semakin sering belanja online ke depannya. Berdasarkan survei, sebanyak 56 persen responden mengatakan kemungkinan besar akan meningkatkan belanja online, jauh lebih tinggi dibandingkan persentase responden global (35 persen) dan di Asia Pasifik (47 persen).
Dalam hal pengalaman berbelanja, 56 persen responden Indonesia mengatakan bahwa belanja online memberikan pengalaman yang lebih positif dibandingkan dengan belanja tatap muka, sementara hal yang sama diutarakan oleh 46 persen responden di Asia Pasifik dan 37 persen responden global.
Baca juga : Apa Saja Perubahan Perilaku di Era New Normal?
Survei ini juga menunjukkan kebiasaan non-tunai yang mulai terbentuk di seluruh dunia dengan 62 persen responden Indonesia mengungkapkan memilih membayar dengan metode non-tunai. Demikian pula, 58 persen responden di Asia Pasifik dan 64 persen responden global mengatakan lebih menyukai metode non-tunai.
Intensi untuk membayar di masa depan juga konsisten di seluruh dunia, di mana konsumen di Indonesia (62 persen), Asia Pasifik (75 persen) dan seluruh dunia (66 persen) memilih untuk tetap menggunakan pembayaran elektronik daripada uang tunai ketika aktivas sehari-hari kembali berlanjut.
Perencanaan keuangan juga menjadi perhatian utama banyak responden, dengan 78 persen responden Indonesia menyakini mereka harus lebih proaktif dalam mengelola keuangan mereka di masa sekarang, lebih tinggi dibandingkan dengan responden di Asia Pasifik (74 persen) dan global (70 persen).
Adapun, responden Indonesia cukup optimis dengan pemulihan ekonomi, di mana 64 persen percaya bahwa perekonomian akan pulih dengan cepat saat tantangan kesehatan saat ini terkendali; optimisme yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 40 persen responden di Asia Pasifik dan 31 persen responden global.
Baca juga : Ini Kunci Era New Normal di Industri Keuangan
Riko menuturkan, tantangan di saat ini semakin mempercepat adopsi teknologi digital oleh masyarakat, termasuk di ranah pembayaran, seiring beralihnya konsumen dan pelaku usaha ke perdagangan digital, dan dengan semakin dirasakannya manfaat dari dunia digital yang serba lancar dan terhubung. Percepatan digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan ini sepertinya akan menjadi sebuah fondasi new normal.