Fintech Report 2019: Layanan Digital Wallet Paling Populer

Fintech Report 2019: Layanan Digital Wallet Paling Populer

Kemajuan financial technology (fintech) memang tidak bisa dibendung. Derasnya arus fintech menjadi model bisnis yang populer di Indonesia. Perkembangan bisnis dan inovasi produk yang terus berlanjut makin menarik untuk diamati.

Salah satu yang paling menarik adalah perkembangan dari dompet digital (digital wallet). Berdasarkan Fintech Report 2019 yang dikeluarkan DSResearch, digital wallet menjadi kategori produk yang paling popupler menurut responden dengan persentase mencapai 82,7 persen. Kemudian disusul investment (62,4 persen), Paylater (56,7 persen), dan online multifinance sebanyak 40 persen.

Laporan ini menjelaskan, dari sisi pengguna digital wallet, Gopay masih menduduki posisi teratas dengan persentase mencapai 833,3 persen, dilanjutkan dengan OVO (81,4 persen), DANA (68,2 persen), dan LinkAja sebesar 53 persen. Sementara Doku, Jenius, Paytren, i.saku, Sakuku, dan UANGKU berada di bawahnya.

Baca juga : Sinergi Fintech dan Perbankan untuk Masa Depan Industri Finansial

Namun dari jika dilihat dari sisi digital wallet awareness, posisi teratas ditempati oleh OVO dengan persentase sebesar 99,5 persen. Gopay, DANA dan LinkAja menempati posisi selanjutnya dengan persentase masing-masing sebanyak 98,5 persen, 98,3 persen, dan 84,6 persen.

Mengenai fintech lending, riset ini juga menyatakan masih terus mengalami pertumbuhan. Pada tahun ini tercatat ada 47 pemain baru yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara itu, otoritas juga mulai menggulirkan status izin usaha untuk P2P lending dan 11 entitas sudah mengantonginya.


Beleid mengenai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tahun ini diresmikan oleh Bank Indonesia juga dinilai akan berdampak signifikan pada bisnis pembayaran digital. Standar QR Code Indonesia (QRIS) sebagai transformasi digital dari sistem pembayaran di Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 21/18/PADG/2019.

QRIS ini juga dirilis untuk mempercepat perkembangan ekonomi dan keuangan digital. Dari sudut pandang pedagang, standarisasi ini memungkinkan mereka untuk menyediakan hanya satu QR Code dan dapat menerima aplikasi pembayaran apa pun.

Baca juga : Tren QR Code Payment Membuat Transaksi Semakin Mudah

QRIS juga diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pengguna akhir, terutama terkait dengan fleksibilitas dalam memilih sumber dana alternatif atau instrumen pembayaran. Untuk pemain industri, QRIS ini dimaksudkan untuk mendukung interkoneksi dan interoperabilitas, meminimalkan fragmentasi, di mana mekanisme ini mengakomodasi dua pengguna bisnis, yakni Merchant Present Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM).


Chief Executive Officer (CEO) Mandiri Capital Eddi Danusaputro menilai, penambahan OVO yang baru-baru ini menjadi status unicorn merupakan adaptasi teknologi untuk mencapai nilai yang lebih tinggi. Fintech memiliki posisi sentral untuk memfasilitasi sektor lain dalam ekosistem. Dia pun mengakui bahwa pembayaran dan pinjaman lebih maju, dalam hal dampaknya terhadap masyarakat dan jumlah startup bernilai besar, dibandingkan dengan sub-sektor lainnya.

Sementara itu, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan, tahun 2019 merupakan pencapaian penting dengan memasuki babak baru di dunia digital. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memiliki peran penting dalam era ekonomi digital ASEAN. “Dengan terciptanya unicorn dari anak bangsa, pasar yang lebih matang, dan konsumen digital yang terus bertambah baik dari segi skala dan kualitas. Begitu pula pencapaian di bidang teknologi finansial dan jendela kesempatan yang terbuka lebar bagi para entrepeneur yang memiliki solusi tepat bagi lajunya pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Nicko.

Baca juga : Riset Snapcart: Mayoritas Uang THR Dibelanjakan Lewat E-Commerce

DSResearch merilis laporan tahunan “Fintech Report 2019”. Bertajuk “Moving Towards a New Era in Indonesia’s Financial Industry”, laporan ini mencoba mencatat tren-tren baru yang dihasilkan fintech. Sembari mengamati adopsi berbagai layanan di masyarakat, mulai dari pembayaran, pinjaman, hingga investasi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak hal disoroti dalam laporan ini, meliputi pergerakan industri, pemain fintech terkini, dan perspektif konsumen. Sudut pandang dari penyedia dan pengguna layanan yang dihadirkan diharapkan memberikan pengetahuan berharga bagi ekosistem fintech Indonesia.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Dec. 2, 2019, 3:43 p.m.

Comments

Please log in to leave a comment.