Tiga Alasan Anak Muda Jakarta Lebih Suka Menyewa Apartemen

Tiga Alasan Anak Muda Jakarta Lebih Suka Menyewa Apartemen

Apartemen menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di tengah perkotaan seperti Jakarta. Berdasarkan laporan yang dirilis Colliers International Indonesia, hingga semester pertama 2019 jumlah pasokan apartemen strata di Jakarta telah mencapai 205.822 unit.

Namun sayangnya, tingkat penyerapannya tidak sebanding dengan pertumbuhannya. Sejak 2015 hingga semester pertama 2019, tren penyerapan apartemen di Jakarta mengalami penurunan. Hal itu berimbas pada harga apartemen bukan hanya apartemen jual, tetapi juga apartemen rental yang hanya harga sewanya hanya naik berkisar 2-3 persen saja.

Naiknya apartemen sewa di Jakarta bisa saja dorong banyaknya kalangan yang lebih memilih sewa dibanding membeli. Bahkan hasil riset terbaru lamudi.co.id menyimpulkan, anak muda di Jakarta lebih suka menyewa daripada membeli apartemen.

Baca juga: Harga Rumah Menengah Paling Diminati Kalangan Milenial

Commercial Director Lamudi.co.id Yoga Priautama menyebutkan, ada tiga faktor utama yang membuat banyak anak muda lebih memilih menyewa daripada membeli apartemen. Pertama, harga apartemen di Jakarta dinilai terlalu mahal, tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan.

Walaupun banyak perbankan yang menawarkan fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), tetapi bunganya dinilai masih cukup tinggi. “Awalnya cicilan memang terasa ringan karena bunganya flat, tetapi jika sudah floating, nilainya terasa cukup berat,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima duitologi.com (15/9/2019).

Kedua adalah masih banyak pula anak muda di Jakarta yang belum tertarik untuk memiliki rumah. Kalangan ini lebih senang menghabiskan uangnya untuk kebutuhan sekunder seperti membeli gadget baru, pakaian baru ataupun traveling ke berbagai daerah.


Faktor terakhir adalah banyak juga anak muda yang tidak ingin direpotkan dengan perawatan. Membeli apartemen juga harus siap untuk memperbaikinya jika mengalami kerusakan, seperti memperbaiki kebocoran, retak, lapuk dan lain-lain. Masalahnya sekarang tidak banyak anak muda yang ingin dipusingkan dengan urusan tersebut karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.

Membeli Rumah adalah Investasi

Membeli rumah bisa dikatakan Anda sedang berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik. Dikatakan demikian karena investasi di bidang properti tidak akan merugi. Setiap tahun harga rumah terus naik. Kenaikan itulah yang bisa dimanfaatkan untuk masa depan.

Selain sebagai investasi, punya rumah sendiri juga bisa dijadikan pelajaran diri untuk hidup lebih hemat. Dengan memiliki rumah sendiri walaupun masih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan memberi kesempatan untuk menghemat biaya sewa rumah.

Sebagai ilustrasi, dengan harga sewa rumah rata-rata Rp1.000.000 per bulan, maka setiap tahunnya Anda sudah mengeluarkan uang Rp12.000.000 untuk biaya hunian. Saat ini sudah cukup banyak hunian yang cicilan KPR di bawah Rp2.000.000 per bulan.

Baca juga : SiMuda, Tabungan Berjangka untuk Milenial

Hal lain yang harus diingat bahwa memiliki rumah sendiri berarti Anda memiliki aset. Rumah adalah aset yang nilainya lebih tinggi dibandingkan aset lainnya seperti kendaraan yang habis kena penyusutan. Memiliki rumah akan memberikan rasa aman, karena jika satu waktu nanti Anda tidak bisa menghasilkan uang lagi, Anda sudah punya tinggal di rumah Anda tersebut.

Aset rumah ini juga punya keuntungan apabila Anda memerlukan dana yang jumlahnya cukup besar. Rumah bisa diagunkan ke bank. Pihak bank akan lebih senang apabila pinjaman dana yang Anda ajukan menggunakan agunan rumah.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Sept. 17, 2019, 9:52 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.