E-Commerce Mendorong Tumbuhnya Bisnis Pembiayaan Multiguna
Era baru revolusi industri 4.0 tengah menjadi perbincangan
hangat di dunia, termasuk Indonesia. Era baru yang mengedepankan teknologi ini
sudah mulai menyentuh semua lini bisnis dan perlahan mulai mengubah gaya hidup.
Masyarakat di Indonesia saat pun sudah mulai terbiasa menggunakan teknologi,
hanya saja belum memanfaatkannya secara optimal.
Menanggapi hal tersebut, Chief External Affairs Home Credit
Indonesia Andy Nahil Gultom mengatakan, fenomena ini membuat para pelaku
industri seperti perusahaan jasa keuangan berlomba memunculkan inovasi dalam
menawarkan layanan pembiayaan multiguna online
untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat.
Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan jasa pembiayaan multiguna online, di mana
pertumbuhan e-commerce yang sangat
pesat. “Bahkan Indonesia termasuk dalam
10 negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat
di dunia,” katanya dalam press conference
Kerja Sama Home Credit dan Bukalapak di Satrio Tower, Mega Kuningan,
Jakarta (23/7/2019).
Baca juga : Riset Snapcart: Mayoritas Uang THR Dibelanjakan Lewat E-Commerce
Kondisi itu juga didukung data survei dari McKinsey & Co
terbaru tahun 2018. Survei McKinsey tersebut mempredikasi, nilai pasar e-commerce di Indonesia akan sangat
besar mencapai Rp910 triliun pada tahun 2022. Nilai ini delapan kali lipat
lebih besar dibandingkan 2017 yang hanya mencapai Rp112 triliun.
Survei itu juga menyebutkan, ada lima faktor utama yang
mendorong pertumbuhan pasar e-commerce di
Indonesia. Pertama, meningkatnya penggunaan internet dan ketersediaan smartphone yang mencapai 40 persen dari
total populasi atau sekitar 106 juta orang.
Kedua, potensi generasi milenial yang semakin terbiasa menggunakan
patform online dan bertransaksi secara digital. Ketiga, adanya peningkatan pengusaha mikro dengan menggunakan
platform online tanpa toko fisik.
Keempat adalah semakin baiknya kondisi investasi untuk perusahaan ekonomi digital di Asia tenggara. Terakhir, yaitu adanya dukungan pemerintah melalui beragam program penunjang ekonomi digital seperti Peraturan Presiden (Perpres) mengenai roadmap e-commerce pada 2017.
Selain data McKinsey, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) juga merilis survei tentang mengenai pengguna internet di
Indonesia pada 2018. Survei tersebut menunjukkan, penetrasi pengguna internet
pada 2018 mencapai 171,17 juta pengguna atau meningkat sebesar 64 persen
dibanding tahun sebelumnya.
Bahkan survei dari Hootsuite & Wearesocial di tahun yang
sama juga menerangkan, Indonesia menduduki peringkat keempat pengguna internet
melalui smartphone dengan lama akses
empat jam 35 menit. Sedangkan akses
melalui komputer, Indonesia menempati peringkat ke-15 di dunia dengan lama
penggunaan internet sekitar empat jam.
Akses Pembiayaan
Multiguna Online
Dengan potensi pengguna internet dan pertumbuhan e-commerce di Indonesia tersebut,
peluang berkembangnya pembiayaan online
juga bisa ikut terdorong. Apalagi sejak beberapa tahun lalu, pemerintah melalui
Gerakan Nasional Non-Tunai (GNTT) dari Bank Indonesia (BI) terus
mendorong peningkatan transkasi non-tunai.
Andi menerangkan, Home Credit terus melakukan inovasi
melalui kemitraan dengan berbagai e-commerce
untuk mengembangkan layanan pembiayaan multiguna online di Indonesia. Kerja sama
itu diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat melalui
pembiayaan multiguna Home Credit dengan cara mencicil tanpa kartu kredit.
Baca juga : Survei Konsumen BI 2019: Minat Masyarakat Berinvestasi Meningkat
Terkait GNTT, Director of Payment, Fintech and Virtual
Products Bukalapak Victor Lesmana menjelaskan, Bukalapak telah menggunakan
penggunaan uang elektronik dalam setiap transaksinya. Salah satunya dengan
penggunaan e-wallet DANA. “Setiap
pelanggan harus memiliki e-wallet DANA
untuk melakukan transaksi di Bukalapak,” jelasnya.
Penggunaaan e-wallet ini
merupakan langkah untuk meningkatkan penggunaan uang digital atau uang elektronik sehingga akan mengurangi penggunaan uang tunai. “Selain itu,
penggunaa uang digital ini juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan financial inclusion bagi masyarakat,”
tambah Victor.