Allianz: Pertumbuhan Pasar Asuransi Indonesia Melambat
Menurut Allianz Research, volume premi asuransi global tahun
lalu naik menjadi 3.655 miliar Euro (tidak termasuk asuransi kesehatan).
Dibandingkan dengan 2017, kenaikan nominal yang telah disesuaikan dengan efek
nilai tukar adalah 3,3 persen.
Penyebab kinerja yang kurang maksimal ini mudah ditentukan:
Menyusutnya pasar asuransi jiwa di Tiongkok dan Korea pada 2018 yang menyumbang
40 persen dari total kumpulan premi regional (tidak termasuk Jepang). Di
Tiongkok, ini terutama disebabkan oleh penegakan peraturan terhadap perantara
asuransi yang menjual produk wealth management.
Lalu bagaimana dengan pertumbuhan bisnis asuransi di Indonesia? Menurut Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia Joos
Louwerier, ada beberapa peristiwa sepanjang tahun lalu yang memberi dampak pada
pertumbuhan pasar asuransi secara global, termasuk Indonesia. Perang dagang
antara AS dan Cina, kenaikan harga minyak dan kenaikan suku bunga AS. Ini
berdampak pada pasar asuransi jiwa pada tahun 2018.
“Namun, kami dapat mengatasi tantangan ini dengan
pertumbuhan positif dengan memberikan solusi perlindungan yang inovatif dan
layanan yang sangat baik. Allianz juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah
meningkatkan penetrasi keuangan dan memberikan perlindungan kepada lebih banyak
masyarakat Indonesia (to insure more
people),” kata Joos dalam rilis yang diterima duitologi.com (10/7/2019).
Baca juga : Pendapatan Premi Asuransi Umum Tumbuh 19 Persen di Kuartal I 2019
Premi Market di Indonesia tumbuh rendah pada 2018. Ini disebabkan oleh adanya penurunan pada pertumbuhan premi asuransi jiwa. Sebaliknya, premi Property & Casualty (P&C) tumbuh baik dan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Meskipun demikian, segmen P&C hanya menyumbang seperempat dari total kumpulan premi, di luar asuransi kesehatan.
“Top line dan Net
Earned Premium Allianz Utama telah tumbuh dengan sangat baik tahun ini
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, bencana alam (gempa bumi) telah
menurunkan KPI kinerja keuangan 2018,” terang Direktur Allianz Utama Indonesia Peter
van Zyl.
Meskipun demikian, transformasi ritel digital Allianz berjalan
dengan baik. Hal ini dapat diamati dari tingkat kepuasan nasabah melalui pengukuran
net promoter score yang meningkat
secara signifikan. Oleh karena itu, Allianz berkomitmen untuk selalu memberikan
yang terbaik bagi para mitra bisnis dan nasabah.
Untuk tahun ini, Allianz Research mengharapkan, pertumbuhan
yang lebih tinggi, dengan pertumbuhan premi sekitar 9 persen secara
keseluruhan. Pasar asuransi Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk
mengejar ketinggalan. Premi per kapita Indonesia mencapai EUR50 pada tahun
2018, setara dengan India. Sementara penetrasi pasar di Indonesia mencapai 1,5
persen, masih di bawah Tiongkok yang penetrasinya sudah mencapai 3,7 persen.
Baca juga : Allianz Discover, Solusi Memilih Asuransi Sesuai Kebutuhan
Allianz Research berharap, pasar asuransi akan terus pulih
dengan perkiraan pertumbuhan premi global yang akan mencapai sekitar 5 persen
dalam dekade mendatang. Ekspektasi pertumbuhan untuk Asia (tidak termasuk
Jepang) dapat tumbuh sebesar 9,4 persen per tahun selama dekade mendatang.
Sementara di Indonesia, pertumbuhan pasar asuransi umum
diprediksi sebesar 12,5 persen dengan rincian 13 persen untuk asuransi jiwa dan
10,7 persen untuk P&C). Secara keseluruhan, sekitar 60 persen dari
premi tambahan akan dihasilkan di Asia (tidak termasuk Jepang).