Kenapa Banyak Anak Milenial Sudah Punya Cicilan Besar?

Kenapa Banyak Anak Milenial Sudah Punya Cicilan Besar?

Anak muda saat ini punya gaya hidup yang berbeda denga generasi sebelumnya. Generasi yang kerap disebut milenial ini cenderung lebih suka menghabiskan uang untuk mendapat pengalaman tertentu dibanding menabung untuk menambah aset. Tentu saja, umumnya milenial lebih memilih jalan-jalan keliling Indonesia dan dunia daripada menabung untuk berinvestasi.

Maka tidak mengherankan bila saat banyak anak muda yang sudah memiliki cicilan yang jumlahnya relatif besar. Pertanyaannya, kenapa anak muda sudah banyak cicilan? Berdasarkan riset Brilio.net bersama JakPat Mobile mengenai survei mengenai Kartu Kredit dalam Kehidupan Milenial menemukan sebanyak 63 persen milenial Indonesia membutuhkan kartu kredit.

Baca juga : Utang Baik VS Utang Buruk, Apa Bedanya?

Survey yang dilakukan terhadap 1.021 responden berusia 21-37 tahun di 34 kota besar di Indonesia juga menyimpulkan kelompok yang membutuhkan kartu kredit lebih banyak dibanding kelompok yang tidak menggunakan kartu kredit. Kondisi itu juga sekaligus menunjukkan bahwa kecenderungan untuk melakukan kredit atau cicilan sangat tinggi pada usia muda.

Mengapa kartu kredit begi menarik kalangan muda? Hasil survei ini juga menemukan 44 persen dari pengguna kartu kredit karena alasan diskon, cashback, dan program cicilan. Hal itu didorong gaya hidup anak muda saat ini, sehingga tiga alasan tersebut yang mempengaruhi anak muda untuk berani melakukan kredit atau cicilan.

Penggunaan kartu kredit biasanya untuk membeli alat elektronik, makanan dan minuman, produk fashion, perjalanan wisata, langganan layanan musik dan video on demand, dan beberapa penggunaan lainnya. Bukan sekadar kebutuhan lifestyle, ada sebagian anak muda yang menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan dasar seperti cicilan rumah ataupun cicilan kebutuhan keluarga.

Baca juga : Ini Dampaknya Jika Anda Punya Skor Kredit Buruk

Apakah cicilan itu menguntungkan atau merugikan? Laman swara.tunaiku.com menjelaskan, untung dan rugi dari kredit atau cicilan akan bergantung pada individu masing-masing. Setiap orang punya prioritas dala menggunakan kartu kredit tersebut. Bagaimana pemanfatannya dan seberapa bijak seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.


Menggunakan kartu kredit bisa menguntungkan apabila penggunanya tahu kapan yang tepat dan produk apa yang akan dibeli. Namun, bisa juga merugi karena tidak bijak dan semberono dalam menggunakan kartu kredit.

Seseorang juga akan beruntung jika tahu kapan saat yang tepat menggunakan kartu kredit seperti program diskon, program cashback, hingga bonus yang akan didapat jika menggunakan kredit atau mencicil suatu produk. Sebagai contoh adalah seseorang yang ingin membeli tiket pesawat bisa mendapat harga promo khusus yang selisih jauh dengan harga normal. Namun, syaratnya adalah pemesanan tiket tersebut harus menggunakan kartu kredit beberapa bulan sebelum waktu keberangkatan tiket tersebut.

Baca juga : 7 Cara Cerdas Mengubah Kartu Kredit Menjadi “Teman”

Sebaliknya, seseorang bisa merugi karena cicilan apabila belum memiliki jumlah saldo tabungan yang mumpuni, tetapi sudah berani mengambil risiko untuk membeli banyak hal. Banyak orang melakukan itu karena ingin tetap terlihat tetap bergaya walau tanpa uang.

Contoh lain yang sering terjadi adalah seseorang yang memilih untuk mencicil motor baru, namun belum memiliki penghasilan yang stabil. Banyak orang tergiur sebab tidak ada uang muka atau DP di awal. Kasus-kasus seperti itu dapat menjadi sangat berbahaya, jika orang tersebut tidak bisa kontrol dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.

Memang tidak ada yang salah dalam mencicil sesuatu seperti dengan menggunakan kartu kredit. Semua tergantung pilihan setiap orang karena yang akan menanggung semua cicilan tersebut hanyalah penggunanya. Maka dari itu, bijaklah dalam melakukan sesuatu terlebih jika menggunakan instrument keuangan yang harus dicicil setiap bulan dan ada bunganya. 


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
May 9, 2019, 8:57 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.