Mengapa di Bulan Ramadan Pengeluaran Lebih Boros? Ini Jawabannya
Banyak orang merasa heran dan bertanya-tanya, mengapa selama
bulan Ramadan justru pengeluaran lebih boros? Padahal, jika dihitung-hitung
seharusnya selama bulan puasa harus lebih hemat karena tidak ada pengeluaran
untuk makan dan minum saat siang hari. Namun yang terjadi justru sebaliknya,
pengeluaran malah membengkak. Apa sebabnya?
Sebenarnya bila diperhatikan dan diteliti, Anda akan
menemukan jawaban penyebab pengeluaran yang boros selama bulan Ramadan. Salah
satunya adalah godaan untuk membeli makanan untuk berbuka puasa. Berbagai macam
makanan dan minuman mungkin saja Anda beli. Belum lagi jika barengi dengan
acara berbuka puasa bersama teman atau keluarga.
Baca juga : Bagaimana Mengatur Keuangan Saat Bulan Ramadan?
Namun, secara umum ada lima alasan mengapa pengeluaran
menjadi lebih banyak selama bulan Ramadan. Berikut penjelasannya:
1. Harga Barang yang
Naik
Sudah menjadi hal lumrah jika selama bulan Ramadan harga
barang-barang kebutuhan pokok naik. Penyebabnya adalah tingginya permintaan di
waktu yang bersamaan, sementara ketersediaan barang terbatas. Dampaknya, harga
barang atau produk tersebut melonjak naik. Dengan naiknya harga barang dan
produk tersebut sudah pasti membuat Anda mengeluarkan dana lebih untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
2. Membeli Menu
Berbuka Puasa
Mungkin jika dihitung, dana yang biasanya dikeluarkan untuk membeli menu berbuka puasa jumlahnya bisa lebih besar dibandingkan saat di luar bulan Ramadan. Berbagai makanan dan minuman yang menggoda Anda beli. Apalagi jika menu tersebut hanya ada di bulan puasa seperti kolak, es timun suri, bubur kampiun, dan lainnya. Inilah yang sering disebut banyak orang sebagai “lapar mata”.
Baca juga : Cara Cerdas Mengatur Uang THR
3. Banyak Menghadiri
Bukber
Salah satu tradisi selama bulan Ramadan adalah buka bersama
(bukber) dengan teman, sahabat atau kolega kantor. Bisa dibayangkan jika Anda
punya banyak teman seperti alumni SD, SMP, SMA, kampus, dan teman kantor serta
keluarga besar. Anggap saja Anda menghadiri bukber tersebut, artinya selama
Ramadan bisa sampai enam kali. Jika sekali bukber Anda menghabiskan dana
sekitar Rp200.000, maka selama Ramadan Akan ada pengeluaran sebesar
Rp1.200.000.
4. Membeli Pakaian
Lebaran
Sebenarnya membeli pakaian adalah hal yang mungkin biasa
Anda lakukan setiap bulan. Namun, saat Ramadan Anda tidak saja membeli pakaian
untuk diri Anda sendiri. Sebagai hadiah Lebaran, Anda akan membelikan pakaian
untuk ayah, ibu, dan adik. Bila harga pakaian yang dibeli masing-masing senilai
Rp500.000, maka Anda harus merogoh dana sebanyak Rp1.500.000.
5. Tenang, Ada THR
Nah, inilah yang banyak orang salah paham mengartikan Tunjangan Hari Raya alias THR. Tunjangan ini memang bisa menjadi pemasukan tambahan bagi Anda, setelah Anda menghambur-hamburkan isi dompet. Namun, anggapan bahwa menghabiskan uang karena akan mendapat THR adalah salah besar. Uang THR harusnya dikelola dengan bijak sebagai dana tambahan, bukan sebagai pengganti tabungan yang Anda habiskan.
Baca juga : Mengapa Penting Punya Pola Keuangan yang Sehat?
6. Mudik Lebaran
Mudik Lebaran juga menjadi salah satu penyebab pengeluaran
selama Ramadan membengkak. Selain ongkos transportasi mudik, Anda juga mau
tidak mau menyediakan uang ekstra untuk diberikan pada sanak saudara di kampung
halaman. Semakin banyak saudara yang Anda bagikan, maka akan semakin besar pula
dana yang harus dikeluarkan. Selain itu, saat pulang kampung, tentu Anda akan
membeli beragam oleh-oleh untuk orangtua.
Sekarang Anda sudah paham, kenapa bulan puasa banyak orang
menjadi boros? Banyak orang yang sudah lama menyiapkan uang lebih demi
menyambut datangnya bulan Ramadan. Walaupun demikian, Anda juga harus menjadi
konsumen yang cerdas. Bersikaplah bijak dalam mengelola keuangan selama
Ramadan. Jangan sampai bulan Ramadan dijadikan sebagai ajang menghabiskan uang
tabungan.