BNI Syariah Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah Lewat Industri 4.0
Industri 4.0 semakin gencar diperbincangkan dalam berbagai
sektor bisnis. Bahkan beberapa lembaga keuangan mulai melakukan upaya literasi
dan inklusi keuangan melalui industri 4.0. Sebut saja BNI Syariah yang mulai
gencar melakukan kegiatan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta
strategi menghadapi isu keuangan global.
Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2017 tercatat tingkat literasi keuangan syariah
masih lebih rendah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Untuk literasi
keuangan syariah hanya 8 persen lebih rendah dibandingkan dengan bank
konvensional yang mencapai 30 persen. Sedangkan untuk inklusi keuangan syariah
juga hanya 11 persen atau lebih rendah dibandingkan bank konvensional sebesar 68
persen.
Hasil laporan dari Islamic Finansial Services Industry
(IFSI) tahun 2017, angka literasi dan inklusi keuangan Indonesia masih rendah
bila dibandingkan dengan negara lain. Indonesia menempati posisi kesepuluh
dalam pangsa pasar Islamic finance di
dunia. Literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia ini
seakan menjadi paradoks karena Indonesia merupakan negara dengan populasi
muslim terbesar di dunia.
Baca juga : Ingin Punya Tabungan Digital? Ini Pilihan dan Keunggulannya
Untuk itu, BNI Syariah berupaya meningkatkan inklusi dan
literasi perbankan syariah ini dengan menggunakan teknologi digital. Pada tahun
ini BNI Syariah sedang gencar melakukan transformasi digital. Transformasi
digital ini dilakukan dengan penerapan metodologi yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan nasabah (metodology
human center design).
Hal ini dilakukan dengan pengembangan aplikasi digital yang bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah dalam beribadah dan bertransaksi setiap hari. “Dalam pengem bangan digital, kami melakukan beberapa langkah strategis di antaranya pengembangan digitalisasi layanan perbankan, kolaborasi atau bekerjasama dengan perusahaan startup berbasis teknologi,” kata Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto dalam rilis yang diterima duitologi.com (2/5/2019).
Dalam pengembangan aplikasi digital, BNI Syariah
mengembangkan platform dan aplikasi payment untuk donasi ZIS dan wakaf yang
menyatukan lembaga-lembaga LAZ dan Nazhir melalui website www.wakafhasanah.bnisyariah.co.id
dan aplikasi Android. Terkait kolaborasi teknologi, BNI Syariah telah bekerja
sama dengan 50 perusahaan teknologi meliputi e-commerce, fintech, dan perusahaan startup berbasis teknologi.
Kerja sama ini terkait dengan penggunaan platform maupun pemanfaatan produk bank.
Dengan kerjasama ini diharapkan ada beberapa benefit yang didapatkan BNI Syariah, yaitu peningkatan fee based income maupun pengendapan DPK.
Baca juga : BNI Syariah Targetkan Pembukaan Rekening Online pada Akhir 2019
Pada 2019, BNI Syariah menargetkan 100 perusahaan teknologi
yang akan bekerja sama, termasuk perusahaan fintech.
BNI Syariah tengah merancang skema investasi untuk turut berpartisipasi dalam
mendukung pembangunan perekonomian syariah melalui startup di Indonesia.
Sebagai gambaran, anggaran belanja modal (capital expenditure) tahun 2019 untuk
proses otomasi di BNI Syariah sebesar Rp135 miliar, di mana 50 persen capex digunakan untuk pengembangan
digital. Anggaran belanja modal ini naik dua kali lipat dibanding 2018 sebesar
Rp66 miliar.