Generasi Boleh Milenial, Tapi Keuangan Jangan Bokek
Banyak orang menilai milenial adalah generasi yang kurang
mampu mengatur keuangan, bahkan cenderung boros. Survei GoBankingRates seperti
dilansir cnbc.com menyebutkan generasi
milenial banyak menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang tidak diperlukan
seperti kopi, makan di luar, hiburan, pakaian, dan alkohol.
Kebiasaan itu bisa saja muncul karena kebanyakan milenial
masih memegang prinsip “hidup cuma sekali” yang memengaruhi gaya hidup dan
pergaulannya. Generasi ini menjadi sulit membedakan antara kebutuhan dan
keinginan. Tidak heran, jika banyak anggaran keuangannya yang kurang terkelola
dengan baik. Gaji yang diterima habis sebelum gajian berikutnya.
Gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan
pengelolaan keuangan membuat milenial merasa sulit untuk mengatur keuangan. Hal
utama yang harus dipahami bahwa keberhasilan mengelola keuangan ditentukan oleh
kedisiplinan untuk menjaga konsistensi gaya hidup hemat dan cerdas. Ingat, hidup
hemat berbeda dengan pelit.
Baca juga : Mengenal Bahaya “Latte Factor” dalam Pengelolaan Keuangan
Hidup hemat adalah mampu untuk mengutamakan kebutuhan di
atas keinginan serta mengatur pemenuhan kebutuhan dengan hal-hal berkualitas
secara efisien. Jadi, gaya hidup hemat bukan berarti menekan pengeluaran
sehingga tidak memperhatikan kualitas, tetapi mengatur pengeluaran sesuai
kebutuhan dan seimbang dengan penghasilan.
Sayangnya, sebagian milenial masih juga sulit mengatur keuangannya sesuai skala prioritas. Lalu, bagaimana cara cerdas untuk mengelola keuangan dengan tepat?
Tujuan Mengelola
Keuangan
Agar berhasil dalam mengelola keuangan, maka generasi
milenial perlu menentukan tujuan supaya bisa lebih fokus dalam merencanakan
keuangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tujuan mengelola keuangan
antara lain dengan menjawab tiga pertanyaan berikut:
• Apa tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang?
• Berapa besar dana yang diperlukan untuk mewujudkan
tujuan-tujuan tersebut?
• Tentukan deadline
sehingga Anda bisa memantau progress pengelolaan keuangan tersebut?
Jangan terjebak dengan keinginan sesaat. Pikirkan terlebih
dahulu apabila ingin membeli barang, apakah barang tersebut dibutuhkan atau
tidak. Hindari membeli barang karena dasar keinginan bukan kebutuhan.
Menghindari Utang
Semakin gencarnya penggunaan pembayaran non-tunai seperti
kartu kredit bisa menjadi masalah apabila penggunaannya tidak terkontrol. Kartu
kredit bisa digunakan untuk kebutuhan yang sifatnya mendadak dan sangat penting
seperti membayar biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit.
Hindari penggunaan kartu kredit dan kartu debit untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Jika sangat ingin, periksa terlebih dahulu kondisi keuangan. Jangan karena keinginan untuk tampil keren membuat Anda berhutang.
Baca juga : Ubah Gaya Hidup Agar Sukses dan Kaya Raya di Usia Muda
Membuat Rencana
Keuangan
Usahakan membuat rencana keuangan dengan skala prioritas.
Triknya bisa menggunakan rumus yang banyak disarankan perencana keuangan, yaitu
40-30-20-10 dalam rencana keuangan. 40 persen adalah anggaran untuk keperluan
sehari-hari, 30 persen untuk kebutuhan utang, 20 persen untuk investasi dan
tabungan, serta 10 persen untuk keperluan sosial.
Tabungan, investasi, asuransi kesehatan, dan jaminan pensiun
merupakan empat hal wajib yang harus masuk ke dalam rencana keuangan jangka
panjang. Ingat, harga barang dan kebutuhan yang semakin meningkat.
Baca juga : Tipe Gaya Belanja Manakah Anda?
Hal yang perlu diperhatikan adalah, meskipun rencana
keuangan milenial sudah sempurna, tetap saja tidak boleh melupakan dana darurat
untuk hal-hal tidak terduga yang mungkin muncul. Jangan biarkan hal-hal tidak
terduga tersebut mengganggu rencana keuangan yang sudah susah payah disusun.
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, kehidupan sekarang
dan masa akan lebih tertata. Bukankah menyenangkan kalau bisa bergaul dan hangout serta merasa aman memiliki
masa depan yang terjamin?