Bagaimana Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Ideal?
Bagi sebagian besar masyarakat, penghasilan rutin umumnya
bersumber dari gaji bulanan. Meski rutin diperoleh setiap bulan, ternyata masih
banyak keluarga yang sudah habis sebelum tanggal gajian berikutnya. Apa
penyebab dan bagaimana pengelolaan penghasilan yang ideal?
Founder ZAP Finance Prita Hapsari Ghozie mengungkapkan,
setidaknya ada tiga sebab kenapa kondisi keuangan keluarga yang selalu
pas-pasan atau bahkan kurang.
1. Masyarakat belum bisa membedakan antara simpanan,
tabungan, dan investasi. Kebanyakan karyawan menerima gaji bulan melalui
rekening tabungan. Namun, rekening tabungan tersebut berfungsi sebagai rekening
operasional sehingga tabungan yang sebenarnya belum dimiliki.
Baca juga: UMP Sudah Naik, Bagaimana Mengatur Keuangan Agar Tidak Tekor?
2. Memiliki gaya hidup yang tinggi. Tidak bisa dipungkiri,
masyarakat di kota-kota besar di Indonesia memiliki budaya yang konsumtif.
3. Masyarakat juga kerap masih berutang untuk berbagai pengeluaran. Berubahnya kondisi generasi yang lebih konsumtif ternyata berdampak kepada fenomena pembelian dengan berutang dan semakin tidak semangat untuk membayar lunas saat jatuh tempo. Umumnya penggunaan utang adalah untuk membayar biaya hiburan, biaya liburan, dan berbagai biaya pengeluaran pribadi.
Jika tiga penyebab ini didiamkan, maka dampak terburuk
adalah menurunnya tingkat kesehatan keuangan rumah tangga. Penghasilan yang
diperoleh sebaiknya digunakan untuk berbagai pos pengeluaran masa saat ini mau
pun untuk masa depan.
“Oleh sebab itu, saya lebih menyukai istilah mengelola
pengeluaran dibandingkan penghasilan, karena kendali atas pengeluaran hampir
sepenuhnya berada dalam kendali masing-masing rumah tangga,” kata Prita dalam
akun Twitter (2/4/2019).
Agar terhindar dari kesulitan keuangan setiap bulan yang
terus berulang, maka setiap bulan idealnya pengeluaran rumah tangga mendapatkan
alokasi sebagai berikut:
1. Pos Pengeluaran Rutin
Jumlah pos pengeluran rutin ini maksimal 50 persen yang akan
digunakan untuk biaya hidup rutin. Pos ini mencakup pengeluaran rutin untuk
makan, belanja bulanan, biaya rumah tangga, biaya utilitas seperti listrik,
telepon, dan langganan TV, dan juga biaya sekolah anak. Jika rumah tangga masih
memiliki cicilan utang, maka alokasi untuk pos pengeluaran ini dapat bertambah
hingga maksimal 60 persen saja.
Baca juga: Apakah Arisan Sama dengan Menabung?
2. Pos Zakat
Pos pengeluaran ini jumlahnya sebesar 5-10 persen untuk
pengeluaran zakat, sedekah, sumbangan, mau pun pengeluaran kegiatan sosial
lainnya. Apabila keuangan rumah tangga masih membantu pihak lain seperti
orangtua maupun tanggungan lain, maka usahakan hanya mengambil dari pos
pengeluaran ini.
3. Pos Darurat
Pos ini merupakan alokasi untuk proteksi keuangan apabila terjadi hal yang sifatnya tak terduga mau pun risiko lainnya. Jumlahnya sebesar 5 persen untuk ditabungkan sebagai dana darurat dan sebesar 5 persen untuk pembayaran premi asuransi.
4. Pos Tabungan dan Investasi untuk Tujuan Keuangan
Berbagai tujuan keuangan tersebut sebaiknya direncanakan
sejak saat ini. Caranya dengan mengalokasikan setidaknya 10 persen dari gaji
setiap bulannya. Berhubung dana terbatas, maka prioritas dalam mewujudkan
tujuan keuangan sebaiknya disusun. Misalnya, prioritas memiliki rumah tinggal
sebaiknya diutamakan, kemudian persiapan dana pendidikan anak. Jika masih ada
dana berlebih, maka baru dialokasikan untuk tujuan berlibur.
5. Pos Investasi untuk Dana Hari Tua
Perencanaan hari tua mutlak dilakukan oleh setiap individu. Perlu
diingat, pengeluaran hidup tidak hanya untuk masa sekarang, tetapi juga untuk
masa depan saat Anda mungkin tidak lagi dapat bekerja secara aktif. Oleh sebab
itu, menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan untuk dana hari tua adalah
hal yang bijaksana.
Baca juga: Tabungan Digital, Cara Cepat Menabung untuk Masa Depan
Prita mengajarkan, teknik mengatur alokasi pengeluaran
bulanan yang paling mudah adalah dengan menggunakan bantuan minimal tiga
rekening. Rekening satu digunakan untuk pos pengeluaran rutin yang memang
ditujukan sebagai rekening operasional.
“Rekening dua digunakan untuk pos pengeluaran berjaga-jaga
dan juga tabungan dan investasi. Sedangkan, rekening tiga digunakan untuk porsi
sisa yang dapat dialokasikan untuk pengeluaran gaya hidup,” jelas Prita.
Jika hal ini dilakukan secara konsisten, maka seharusnya
kondisi kesehatan keuangan akan membaik. Punya gaya hidup yang tinggi tentu
saja hak semua orang, apalagi mereka yang sudah bekerja keras untuk memperoleh penghasilan.
Namun, dengan menyisihkan gaji bulan ini untuk ditabung atau investasi,
sebetulnya uangnya akan dapat digunakan di masa mendatang.