Ingin Investasi Saham, Kenali Dulu Keuntungan dan Risikonya
High return, high risk.
Itulah prinsip yang bisa menggambarkan investasi saham. Prinsip itu
menggambarkan, semakin tinggi potensi keuntungan yang dihasilkan oleh suatu
produk investasi jangka panjang, maka semakin tinggi pula potensi risiko yang
akan dihadapi.
Untuk itu tetaplah waspada bila Anda ingin melakukan investasi saham. Jangan tergiur dengan iming-iming keuntungan yang tinggi tanpa risiko. Investasi saham bukan sebuah investasi bodong. Transaksi saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan langsung diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di dalam trading saham pun sebenarnya terdapat berbagai risiko (potensi rugi) yang patut Anda ketahui.
Baca juga: Pilih Mana, Investasi Saham atau Trading Saham?
Apa saja untung dan risiko yang bisa diperoleh dari trading saham? Untuk mengetahuinya,
simak penjelasannya sebagai berikut:
Keuntungan Saham
Setiap investasi pasti ada keuntungan yang bisa didapat. Pada
dasarnya, ada dua keuntungan yang Anda peroleh investor dengan
membeli atau memiliki saham
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham dalam kurun waktu yang relatif lama.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai, artinya setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Pembagian dividen itu dapat pula
berupa saham kepada setiap pemegang saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain didapatkan dari adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya, investor membeli saham perusahaan dengan harga per saham Rp3.000, kemudian menjualnya dengan harga Rp3.500 per saham. Dengan aktivitas penjualan saham, pemodal mendapatkan capital gain sebesar Rp500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Baca juga: Mari Berkenalan dengan Perusahaan Sekuritas dan Manajer Investasi
Risiko Saham
Selain keuntungan, ada pula potensi risiko dalam instrumen
investasi. Risiko itu muncul karena saham-saham yang dibeli memang memiliki risiko.
Potensi risiko tersebut antara lain:
1. Capital loss
Capital loss adalah
kebalikan dari capital gain, yaitu
suatu kondisi di mana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya, saham perusahaan yang Anda beli harganya Rp2.000 per saham, kemudian
harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp1.400 per
saham. Dikhawatirkan harga saham akan terus turun, maka investor menjual saham pada
posisi harga Rp1.400. Artinya, pemodal mengalami capital loss sebesar Rp600 untuk setiap lembar saham yang
dijualnya.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya Anda miliki bisa saja dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini,
hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi dari hasil penjualan kekayaan perusahaan. Jika masih
terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa
tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Baca juga: Investasi Apa yang Aman untuk Pemula?
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka
pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini
merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang
saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Keuntungan dan risiko itu bisa saja terjadi kapan saja.
Pasalnya, dalam aktivitas perdagangan saham harian, harga-harga saham mengalami
fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham
terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata
lain, harga saham terbentuk oleh supply
dan demand atas saham tersebut.