Apa Saja yang Harus Dipahami Sebelum Berinvestasi Saham?
Anda pasti punya impian untuk hidup nyaman di masa
mendatang. Untuk mewujudkan impian itu tentu dibutuhkan bekerja keras dan penerapan
sikap disiplin dalam pengelolaan keuangan. Apakah itu semua sudah cukup? Jika
memperhatikan tingkat inflasi yang terus meningkat setiap tahun, bisa hampir
dipastikan Anda akan mengalami kesulitan jika hanya mengandalkan pada satu
sumber investasi saja.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah aset
bisa dengan berinvestasi saham. Investasi saham dianggap cocok untuk memenuhi
kebutuhan Anda untuk jangka waktu panjang. Namun, sebelum berinvestasi saham,
Anda harus terlebih dahulu menghilangkan anggapan bahwa saham itu
untung-untungan, ribet, dan mahal.
Jangan segan-segan untuk bertanya mengenai berbagai hal
mengenai investasi saham dan mencari pengetahuan mengenai investasi saham. Jika
masih belum mengerti dan percaya diri untuk investasi di pasar modal, Anda bisa
ikut sekolah pasar modal yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia dengan para
pengajar profesional.
Investasi Saham
Menurut Bursa Efek Jakarta, saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang
atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Artinya, jika Anda membeli saham suatu perusahaan, maka otomatis Anda akan punya bagian dari kepemilikan perusahaan tersebut. Bila perusahaan memiliki kinerja yang baik, Anda juga bisa dapat untung dari naiknya harga saham Anda (capital gain) atau jika perusahaan untung, Anda akan mendapatkan dividen yang dibayarkan setiap tahunnya sebagai bagian keuntungan dari perusahaan untuk pemegang saham.
Baca juga: Mari Berkenalan dengan Perusahaan Sekuritas dan Manajer Investasi
Kategori Investor
Saham
Pelaku dalam investasi saham sebagai investor yang dapat
dibedakan dalam tiga kategori berdasarkan panjang waktu penyimpanan aset.
Ketiga kategori investor tersebut antara lain:
1. Trader
adalah investor yang tidak menyimpan asetnya. Biasanya dalam satu hari yang
sama aset yang dibeli sudah dijual lagi. Hal ini membutuhkan keahlian
mendalam dalam menganalisa saham yang hendak diperjualbelikan
2. Swing investor
adalah investor yang menyimpan asetnya dalam jangka waktu tertentu ketika
target keuntungannya diperoleh.
3. Long term
investor adalah investor yang menyimpan asetnya dalam jangka waktu yang relatif
panjang untuk memiiliki bagian dari perusahaan tersebut.
Ketika Anda memutuskan untuk investasi saham, pilihlah kategori investor yang sesuai dengan tujuan perencanaan keuangan Anda agar dapat memilih strategi investasi yang tepat.
Baca juga: Bagaimana Peluang Investasi Saham di 2019?
Analisis Investasi
Saham
Selain katogori investor, ada pula karakter berinvestasi
saham. Karakter investor juga perlu diketahui dari jenis analisisnya karena investasi
saham bukan semata-mata mengandalkan spekulasi tanpa logika. Untuk itu, Anda
perlu mengetahui dan melakukan dua jenis analisis yang terdiri dari:
1. Analisis fundamental
Analisis yang bertujuan untuk memilih saham mana yang patut
diinvestasikan, dengan mempelajari hal- hal yang berhubungan dengan kondisi
keuangan suatu perusahaan.
2. Analisis teknikal
Analisis yang bertujuan untuk mengetahui target harga dan
kapan sebaiknya melakukan transaksi, dengan menggunakan data harga dan volume
perdagangan di masa lalu untuk memprediksi pergerakan harga yang akan terjadi.
Baca juga: Mengenal Dua Produk Reksa Dana dari IndoSterling Aset Manajemen
Kedua jenis analisis di atas harus disesuaikan dengan tujuan
investasi Anda. Jika Anda ingin melakukan perdagangan cepat atau trading, maka Anda perlu melakukan
analisis teknikal. Sedangkan, jika tujuannya adalah investasi jangka panjang,
maka Anda perlu menekankan analisis fundamental. Di era teknologi seperti
sekarang, Anda bisa melakukan analisis tersebut dengan memperoleh informasi
dari situs internet ataupun aplikasi saja.
Ketika memulai berinvestasi saham, ada baiknya Anda
secara konsisten melakukan review terhadap
kinerja saham dan perusahaan penerbit. Jika dalam suatu periode ditemukan bahwa
kinerjanya melambat karena faktor eksternal, internal, atau ekonomi, maka
sebaiknya Anda mempertimbangkan kembali kepemilikan saham tersebut dan mencari
saham lain yang lebih baik kinerjanya. Untuk mengelola risiko dan keuntungan,
dianjurkan pula untuk tidak fokus pada satu sektor industri saja, tetapi
melakukan diversifikasi aset ke dalam beberapa sektor misalnya perbankan dan
pertanian.