Pahami Seluk Beluknya Sebelum Berinvestasi Deposito
Salah satu daya tarik orang untuk berinvestasi melalui
deposito karena keuntungan yang diberikan relatif tinggi. Sebelum terjun
langsung dalam investasi deposito, pahami terlebih dahulu seluk beluk dan cara
kerja deposito agar hasilnya bisa sesuai ekspektasi.
Secara sederhana, deposito merupakan produk investasi dari
perbankan dengan tingkat pengembalian lebih tinggi dibandingkan dengan
tabungan. Dana yang sudah setorkan untuk deposito akan dikembangkan dan tidak tidak
bisa diambil dalam jangka waktu tertentu. Dana deposito umumnya akan
dikembangkan dalam berbagai instrumen investasi dengan risiko tidak tinggi.
Dalam deposito, setiap bank akan menawarkan suku bunga yang
berbeda untuk jangka waktu yang ditawarkan. Meskipun biasanya suku bunga
deposito masih di bawah tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), tapi tidak jarang ada bank
yang menawarkan bunga yang jauh lebih tinggi. Hanya saja tingkat suku bunga
deposito jauh lebih tinggi ketimbang tabungan.
Baca juga: Deposito itu Menguntungkan, Begini Simulasi Hitungannya
Secara umum, bank akan menawarkan jangka waktu satu bulan,
tiga bulan, enam bulan dan 12 bulan yang disebut tenor. Pusat Data Kontan pada
14 Maret 2019 menyebutkan, suku bunga deposito rata-rata bank umum tercatat 6,2
persen untuk satu bulan, 6,4 persen untuk tiga bulan, 6,2 persen untuk enam
bulan, dan 6,1 persen untuk jangka lebih dari 12 bulan.
Dengan tingkat suku bunga (yield) deposito yang tinggi, masyarakat yang memiliki cukup dana akan
memilih produk ini dibanding tabungan. Sayangnya, masyarakat harus merogoh
kocek yang besar di awal investasi karena perbankan menentukan adanya dana
minimum yang jumlahnya bervariasi. Biasanya di atas Rp8.000.000,
bahkan untuk tingkat pengembalian modal (return) yang lebih tinggi tiak jarang
dana yang disiapkan mencapai ratusan juta rupiah.
Jangka Waktu Mana yang
Sebaiknya Dipilih?
Sebagian kalangan kadang terjebak dengan yield deposito untuk tenor tiga bulan yang biasanya lebih tinggi dari tenor enam bulan atau satu tahun. Padahal angka itu sebenarnya merupakan persentase secara tahunan. Dengan kata lain, ketika deposito dengan tenor tiga bulan jatuh tempo, maka yield yang diterima bukanlah di angka yang sebenarnya. Misalnya Anda menempatkan dana Rp10.000.000 untuk deposito bertenor tiga bulan dengan yield sebesar 6,4 persen.
Perhitungannya untuk simpanan deposito lebih dari sama
dengan Rp7.500.000 (masa tenor dalam bulan) berlaku rumus:
Bunga deposito per
bulan = jumlah uang simpanan x bunga per tahun x tenor : 12
Perhitungan bunga deposito Anda miliki sebesar:
Bunga deposito (per
bulan) = Rp10.000.000 x 6,4 persen x 3 : 12 = Rp160.000
Meskipun demikian banyak yang memilih deposito bertenor ini
karena bisa diperpanjang kembali setiap tiga bulan. Tenor ini juga dianggap
tidak terlalu lama sehingga masih bisa menjaga likuiditas keuangannya. Bahkan, kini perbankan
memiliki inovasi agar masyarakat dapat tetap memanfaatkan produk ini,
meski dana yang tersedia tidak terlalu besar.
Apa Keuntungan Berinvestasi
Deposito?
Hal yang paling utama dalam deposito adalah relatif aman
karena modal terproteksi asalkan dana yang didepositokan tidak dicairkan
sebelum jatuh tempo. Kedua, tingkat pengembalian investasi lebih tinggi
dibandingkan dengan tabungan. Ketiga, dana deposito dijamin oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS).
Untuk produk sendiri, Anda dapat memilih menempatkan deposito dalam bentuk rupiah atau dalam bentuk valuta asing. Khusus untuk valuta asing biasanya yang ditawarkan adalah dolar Amerika Serikat, dolar Singapura, euro, dolar Australia, poundsterling, yen, dolar Hongkong, dan China Yuan.
Baca juga: Ini Syarat dan Cara Membuka Simpanan Deposito
Tentunya pilihan ada di tangan Anda, karena bagaimanapun
produk investasi ditawarkan oleh bank memiliki tingkat risiko masing-masing
yang kadang di luar perkiraan. Misalnya ketika nasabah memilih menempatkan
uangnya pada deposito dalam valuta asing, maka terdapat risiko yang berkaitan
dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang valuta asing.