Mengenal Dua Produk Reksa Dana dari IndoSterling Aset Manajemen
PT IndoSterling Group memberikan solusi manajemen investasi
dengan melakukan grand launching IndoSterling Aset Manajemen
(IAM). Sebagai anak perusahaan yang bergerak di bidang investasi, IAM juga sekaligus
mengenalkan dua produk investasi reksa dana terbaru, yaitu Reksa Dana
Indosterling Pasar Uang dan Reksa Dana Indosterling Ekuitas Likuid Plus.
Presiden Direktur IndoSterling Aset Manajemen Njauw Djoeng
San mengatakan, dalam Reksa Dana IndoSterling Pasar Uang sebagian besar
dana akan diinvestasikan pada produk pasar seperti deposito atau instrumen
hutang yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Imbal hasil reksa dana jenis
ini relatif lebih rendah daripada reksa dana lainnya, tetapi tingkat risikonya
juga rendah.
Walaupun imbal hasil reksa dana ini relatif rendah, namun
tetap lebih tinggi daripada deposito karena investor tidak dikenakan pajak
bunga seperti pada deposito. Reksa dana ini cocok untuk kebutuhan investasi
jangka pendek, kurang dari satu tahun. Hal itu bisa dilihat dari jumlah minimal
pembelian awal dan selanjutnya sebesar Rp100 ribu, jumlah minimal penjualan
kembali sebesar Rp100 ribu, dan juga jumlah minimal pengalihan sebesar Rp100 ribu.
Baca juga: Kenali Risiko dan Keuntungannya Sebelum Investasi Reksa Dana
Sedangkan dalam Reksa Dana IndoSterling Ekuitas Likuid
Plus akan melakukan investasi dengan komposisi portofolio investasi sebesar minimum
80 persen dan maksimum 100 persen dari nilai aktiva bersih (NAB) pada efek
bersifat ekuitas dan minimum 0 persen dan maksimum 20 persen dari NAB pada
instrumen pasar uang dalam negeri yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak
lebih dari 1 tahun.
Dalam investasi Reksa Dana IndoSterling Ekuitas Likuid Plus, sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku, jumlah minimal pembelian awal dan selanjutnya sebesar Rp100 ribu, jumlah minimal penjualan kembali sebesar Rp100 ribu, dan juga jumlah minimal pengalihan sebesar Rp100 ribu.
Dalam investasi, kedua produk investasi ini menggunakan bank
kustodian, yaitu Bank Central Asia (BCA). Hal lain yang perlu diketahui, baik Reksa
Dana IndoSterling Pasar Uang dan Reksa Dana IndoSterling Ekuitas
Likuid Plus akan ada biaya-biaya yang dibebankan pada nasabah.
Pada investasi Reksa Dana IndoSterling Pasar Uang,
biaya-biaya tersebut antara lain jasa manajer investasi (MI) maksimal 1,5
persen dan jasa bank kustodian maksimal 0,5 persen. Sementara pada produk Reksa
Dana IndoSterling Ekuitas Likuid Plus, biaya-biaya tersebut berupa biaya
jasa manajer investasi (MI) maksimal 5 persen per tahun dan biaya jasa bank kustodian
maksimal 1 persen per tahun. Selain itu, ada pula biaya pembelian maksimal 5
persen, biaya penjualan kembali maksimal 5 persen, dan biaya pengalihan
maksimal 2 pesen.
“Return investasi ini diharapkan bisa lebih tinggi dari bunga deposito maupun kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Kami menargetkan tiga tahun ke depan akan mampu meraup dana kelola investasi sebesar Rp3 triliun. Target investor yang kami incar adalah semua kalangan, baik perorangan maupun institusi,” kata Djoeng San dalam press conference grand launching IndoSterling Aset Manajemen di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta (6/3/2019).
Baca juga: Investasi Reksa Dana, Pilihan Tepat untuk Kalangan Muda
Founder IndoSterling Group William Henley menjelaskan,
kehadiran IndoSterling Aset Manajemen ini menjadi bagian penting dalam
melengkapi ekosistem perekonomian, finansial, dan pasar modal di Indonesia. “Kami
mengajak para investor menjadi bagian dari powerfull
ecosystem yang bisa memberi kontribusi, menyentuh banyak orang, dan membawa
perubahan untuk dunia yang lebih baik,” jelas William.
Selain mengenalkan IndoSterling Aset Manajemen dan dua
produk investasi reksa dana barunya, IndoSterling Aset Manajemen juga mengumumkan
program corporate social responsibility (CSR).
Program ini akan dijalankan dengan mengalokasikan 50 persen biaya pengelolaan (management fee) dari produk Reksa
Dana IndoSterling Pasar Uang. Dana CSR ini akan dialokasikan pada tiga
yayasan berbadan hukum, yaitu Yayasan Pita Kuning, Yayasan Vertical Rescue
Indonesia, dan Rumah Faye.