Bisa Dapat Penghasilan dari Media Sosial? Kenapa Tidak!

Bisa Dapat Penghasilan dari Media Sosial? Kenapa Tidak!

Menghasilkan pundi-pundi rupiah dari media sosial sudah bukan hal yang mustahil sekarang ini. Bahkan kemajuan fitur yang ditawarkan dari media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Youtube sangat memungkinkan bagi penggunanya untuk mendapatkan penghasilan yang nilainya sangat menggiurkan.

Sebut saja nama-nama seperti Atta Halilintar, Ria Ricis atau Raditya Dika yang punya jutaan subscribers di channel Youtube mereka. Bahkan dari kanal Youtube tersebut, para influencer bisa mendapatkan penghasilan ratusan hingga miliaran rupiah.

Sebagai contoh, dikutip dari Social Blade (1/3/2019), akun youtuber yang paling banyak di-subscribe di Indonesia adalah Atta Halilintar dengan jumlah mencapai 11.702.781 subscribers, 406 uploads, dan video telah ditonton lebih dari 905.952.456 kali. Dengan menggunakan hitungan CPM umum untuk video YouTube Indonesia sekitar 0,68 dolar (kurs Rp14.000 per dolar), maka perkiraan uang yang sudah didapatkan youtuber yang kerap mengucapkan kata “Ahsiaaaaaap” ini sudah mencapai Rp8,6 miliar. 

Baca juga: Mengenal Bahaya “Latte Factor” dalam Pengelolaan Keuangan

Komunitas Pengguna Media Sosial Ainun Chonsum menjelaskan, media sosial bukan lagi sebagai alat untuk berkomunikasi atau berekspresi saja, tetapi bisa juga untuk menghasilkan pundi-pundi uang. “Bisnis jutaan ada di situ. Mau brand kepada konsumen, brand pada government, bahkan business to business (B2B) juga sudah menggunakan media sosial. Maka tidak heran, kalau akhirnya banyak sekali profesi dan bisnis yang bisa muncul dari media sosial,” jelas Ainun dalam acara IndoSterling Forum (ISF) kelima yang digelar di Rework Coworking Space, FX Lifestyle Center, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Salah satu penyebab maraknya milenial yang menggunakan dunia maya untuk mendapatkan uang karena saat ini banyak tools dikembangkan untuk menjadi platform tambahan di media sosial. “Sebagai contoh Atta Halilintar dan Ria Ricis yang punya lebih dari 10 juta subscribers. Ini menjadi sebuah fenomena baru (dalam media sosial),” tambahnya.


Pendiri Akademi Berbagi ini menilai jumlah pengikut yang sebegitu besar itu sangat masuk akal. Pasalnya, konten-konten yang disajikan para influencer punya sisi keunikan dan autentik. Apa yang ditampikan merupakan sesuatu yang apa adanya dan menjadi dirinya sendiri. “Nah, itu yang menarik para follower-nya. Mereka menjadi manusia yang tidak ada bedanya dengan kita yang related dengan kehidupan masyarakat umumnya,” ungkap Ainun.

Secara spesifik, Ainun melihat fenomena Atta Halilintar sebagai salah satu contoh influencer Youtube di Indonesia yang menjadi cermin dan inspirasi banyak anak muda, di mana dari seseorang yang mungkin tidak banyak dikenal dapat menjadi terkenal dan kaya raya. Padahal, kalau melihat beberapa waktu tahun lalu yang bisa melakukan hal tersebut adalah anak-anak pejabat atau anak orang kaya.

Baca juga: 7 Keuntungan Menjadi Bagian dari Cashless Society

Satu hal yang harus diingat, semua orang bisa menjadi influencer dan mendapat banyak uang dari kanal Youtube. Namun, perlu diingat untuk menjadi influencer di media sosial, harus menampilkan konten yang autentik, related dengan kehidupan, dan mampu menjawab impian anak muda.

Hasil riset terbaru dari Universitas Atma menunjukkan, segmen milenial dikenal sebagai generasi yang memiliki kemampuan teknologi, berpikiran terbuka, memiliki networking, berpikir rasional, dan memiliki kemampuan berbahasa asing. “Milenial juga terkait dengan distribusi teknologi yang adaptif pada eranya, terliterasi secara digital, dan sangat aktif bermain sosial,” ucap Edbert Gani Suryahudaya dari Atma Jaya Institute for Public Policy (AJIPP).

Terkait skill yang dibutuhkan milenial, Master of Political Science and Political Economy dari London School of Economics and Political Science (LSE), Inggris ini juga mengungkapkan, genarasi milenial menjawab bahwa entrepreneurship merupakan skill yang paling penting. Kemudian, disusul oleh skill bahasa asing, artificial intelligence, content creator, dan statistik sekaligus data analis. "Adapun bidang yang paling minati milenial adalah culinary, transportation, expedition, design, handicraft, dan entertainment," lanjut Edbert.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
March 4, 2019, 4:55 p.m.

Comments

Please log in to leave a comment.