Karena Praktis, Tren Uang Elektronik Terus Meningkat
Pernahkan Anda mengalami lupa membawa dompet? Tentu panik
rasanya. Cara paling cepat untuk mengurangi kebingungan adalah meminjam uang
dari teman dekat. Namun, zaman telah berubah. Kebutuhan membawa uang tunai saat
ini sudah mulai berkurang. Seiring dengan kemajuan teknologi yang membuat platform pembayaran non tunai berupa
uang elektronik. Tren penggunaan uang elektronik ini pun banyak menyentuh
kalangan muda.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per November 2018 yang diakses pada Kamis (3/1/2019), uang elektronik yang beredar di negeri ini sudah mencapai 152 juta instrumen, baik dalam bentuk e-money maupun e-wallet. Jumlah peredaran uang itu meningkat sebanyak 62 juta instrumen dari periode Desember 2017. Secara nilai, pada periode November 2018, uang elektronik yang beredar menunjukkan angka yang sangat fantastis mencapai Rp5,19 triliun. Sedangkan pada Desember 2017, nilai peredaran uang elektronik hanya mencapai Rp1,95 triliun.
Meningkatnya pengguna uang
elektronik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain perubahan mindset banyak orang untuk membawa uang
tunai, lembaga perbankan pun ikut mendorong penggunaan uang elektronik meningkat
dengan mengeluarkan berbagai jenis produk seperti Sakuku, e-Money, Brizzi, dan
e-Cash. Ditambah lagi adanya provider
lain yang ikut mempopulerkan penggunaan uang elektronik ini antara lain T-Cash,
XL Tunai, Dompetku, Gopay, Doku Wallet, True Money, Uangku, dan Paytren.
Apa itu Uang
Elektronik?
Untuk mengenal uang elektronik lebih lanjut, ada baiknya
Anda mengetahui definisinya dahulu. Menurut lama resmi Bank Indonesia, uang
elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih
dahulu oleh pemegang kepada penerbit.
2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam sebuah media
seperti server atau chip.
3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang
bukan penerbit uang elektronik tersebut.
4. Nilai uang elektronik yang disetor pemegang dan dikelola penerbit
bukan merupakan simpanan.
Jadi, pengguna uang elektronik harus paham bahwa penggunaannya berdasarkan saldo yang ada dalam sebuah media seperti kartu. Artinya, media uang elektronik tersebut hanya bisa digunakan untuk transaksi pembayaran bila ada saldo di dalamnya.
Jenis Uang Elektronik
Ada dua jenis uang elektronik yang saat ini banyak digunakan
orang. Pertama adalah uang elektronik berbentuk kartu (chip based) atau biasa dikenal e-money.
Jenis uang elektronik ini seperti Flazz BCA, e-money Mandiri, Tap Cash BNI,
Brizzi BRI, Blink BTN, Mega Cash, Nobu e-money, JakCard Bank DKI dan lainnya.
Kartu e-money ini hanya bisa untuk
transaksi offline atau luring saja.
Kedua adalah e-wallet,
yaitu uang elektronik ini berbasis aplikasi (server based). T-CASH masuk dalam golongan ini. Namun, TCASH bukan
satu-satunya produk e-wallet, ada
juga XL Tunai. E-wallet punya manfaat
lebih dari Âe-money, antara lain
untuk membayar berbagai tagihan seperti token prabayar dan pascabayar PLN,
tiket pesawat, TV berlangganan, asuransi, belanja online-offline, pencairan uang, dan isi saldo.
Kelebihan Menggunakan
Uang Elektronik
Harus diakui uang elektronik menawarkan banyak kelebihan. Ada
beberapa alasan mengapa penggunaan uang elektronik semakin meningkat. Apa saja
kelebihan uang elektronik tersebut? Berikut ulasannya:
1. Tidak perlu membawa uang tunai
Kelebihan yang ditawarkan oleh uang elektronik, yaitu Anda tidak perlu lagi membawa uang tunai yang banyak untuk melakukan transaksi. Urusan transaksi baik daring maupun luring pun bisa lebih praktis dengan menggunakan uang elektronik. Hanya dengan men-scan media uang elektronik, transaksi sudah bisa selesai dalam waktu cepat.
Baca juga: Tanda-tanda Kecanduan Belanja Online yang Membahayakan Keuangan
2. Banyak promo
Salah satu daya tarik kalangan muda menggunakan uang elektronik adalah banyaknya promo yang ditawarkan. Berbagai gerai di pusat perbelanjaan atau tempat kuliner memberikan potongan harga yang sangat menarik bagi pengguna uang elektronik.