Dana Darurat, Penyelamat Saat Mendesak
Dalam kehidupan, akan selalu ada kejadian yang tidak diduga.
Entah itu berupa musibah atau kejadian lain yang pastinya akan menguras
pundi-pundi keuangan. Contoh paling sederhana adalah ketika Anda atau anggota
keluarga ada yang sakit. Memang tidak ada orang yang menginginkan hal itu
terjadi. Namun, apabila musibah itu terjadi, sudah adakah dana yang Anda
siapkan? Jika belum, sebaiknya Anda mulai dari sekarang untuk menyisihkan
pendapatan sebagai dana darurat.
Dana darurat merupakan sejumlah dana yang disediakan dalam
keuangan, di mana dana ini secara khusus digunakan untuk menghadapi berbagai
kondisi tidak terduga dalam kehidupan. Artinya, dana ini hanya akan Anda gunakan
saat menghadapi hal-hal darurat yang tidak bisa diatasi dengan keuangan secara
normal (sesuai anggaran tetap).
Jumlah Dana Darurat
Berapa dana darurat yang harus disiapkan? Ada banyak pendapat dari financial planner mengenai perkiraan dana darurat yang harus disiapkan. Namun, secara garis besar, jumlah dana darurat dibagi berdasarkan status seseorang, apakah lajang, menikah, menikah dengan satu anak, dan menikah dengan dua anak atau lebih.
Baca juga: Panduan Mempersiapkan Dana Darurat dalam Keluarga
Untuk Anda yang masih lajang, disarankan untuk menyiapkan
dana darurat sebanyak empat kali pengeluaran bulanan. Bila sudah menikah, dana
darurat lebih besar menjadi enam kali pengeluaran bulanan. Kemudian, untuk yang
sudah menikah dengan satu anak, dana daruratnya menjadi sembilan kali
pengeluaran bulanan. Jumlah dana darurat yang perlu disiapkan akan semakin
besar bagi Anda yang sudah menikah dengan dua anak atau lebih, yaitu 12 kali
pengeluaran bulanan.
Caranya, buatlah rekening tersendiri untuk dana darurat ini. Jangan gunakan dana ini untuk kebutuhan yang lain. Terlebih, jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup. Menurut Financial Planner IARFC Indonesia Annissa Sagita, penggunaan dana darurat harus memenuhi dua kriteria, yaitu penting dan mendesak. “Salah satunya tidak terpenuhi, maka bukan kejadian darurat,” tulisnya di laman iarfcindonesia.wixsite.com yang diakses pada Jumat, (4/1/2019).
Kapan Dana Darurat
Digunakan?
Sesuai dengan kriteria yang dikatakan Annissa Sagita, dana
darurat harus digunakan untuk keperluan yang penting dan mendesak. Lantas,
kondisi seperti apa dana darurat boleh dipakai? Berikut ulasannya.
1. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berdampak pada
terhambatnya pemasukan keuangan. Selama belum mendapatkan pekerjaan baru, maka
dana darurat boleh digunakan untuk menopang biaya hidup sehari-hari.
2. Sakit
Kondisi sakit pastinya akan membutuhkan biaya, baik untuk perawatan atau pengobatan. Jika membutuhkan biaya yang cukup besar, dana darurat bisa digunakan untuk menutupi kekurangan biaya medis.
Baca juga: Tips Memiliki Kebiasaan Mengatur Uang Yang Baik
3. Memperbaiki kendaraan atau gadget yang rusak
Kendaraan atau gadget
yang rusak dikatakan oleh Annissa Sagita termasuk dalam kategori penting dan
mendesak. Alasannya, kendaraan atau gadget
merupakan bagian penting untuk mendukung pekerjaan. Bila tidak diperbaiki, maka
akan mengganggu kinerja pekerjaan yang dampaknya pada jumlah penghasilan.
4. Rencana menikah di bawah satu tahun
Menikah pastinya membutuhkan biaya yang sangat besar.
Apalagi, bila rencana pernikahan itu akan dilangsungkan dalam waktunya kurang
dari satu tahun. Dalam kondisi seperti ini, Anda boleh menggunakan dana darurat
karena biaya menikah (atau biaya resepsi) cenderung besar. Menggunakan dana
darurat untuk menikah menuntut Anda untuk merencanakan pesta pernikahan yang
sesuai dengan anggaran, dan juga menghindari berutang untuk biaya pernikahan
ini.
5. Pemakaman
Kematian pasti akan membutuhkan biaya untuk pengurusan
jenazah, ambulans, jasa penggali kubur, kavling makam, dan lainnya. Dalam
kondisi seperti ini, dana darurat sangat diperbolehkan untuk digunakan. Adanya
dana darurat akan menghindarkan Anda dari utang, baik utang ke lembaga keuangan
ataupun utang ke perorangan. Hal terakhir yang penting mengenai dana darurat,
setelah Anda memakainya, isi lagi dengan rutin mencicil ke tabungan dana
darurat tersebut.
Jadi, yang perlu diingat adalah tabungan dana darurat ini
bisa diibaratkan sebagai jaring pengaman. Apabila kondisi keuangan Anda
terpaksa 'jatuh bebas' akibat suatu kondisi, jaring pengaman yang sudah Anda
siapkan di bawah akan meminimalisir 'luka-luka' yang mungkin terjadi.