Pentingnya Prinsip Memberikan Contoh pada Anak
Dalam sebuah percakapan santai, seorang direktur consumer banking mendapat pertanyaan
kualitas apa yang harus dimiliki direktur untuk menjadi pemimpin yang efektif
bagi karyawannya? Sang direktur dengan lugas berkata, “... lead by example, nggak
ada pilihan lain.”
Jika hari ini adalah seorang penyelia atau manajer yang
menginginkan staf Anda datang tepat waktu di kantor, pastikan kalau adalah
pimpinan yang lebih dulu telah melakukan hal tersebut secara konsisten, datang
kantor tidak ngaret. Cara ini lebih efektif
dalam jangka panjang, dibanding dengan sekadar memberi perintah atau menegur.
Hal penting yang harus dipahami adalah prinsip memberikan contoh
bukanlah milik eksklusif boss di
kantor. Sebagai orangtua atau dewasa dalam mengawasi dan mengajari anak-anak bisa
dilakukan dengan memberikan contoh. Setiap orangtua tentu ingin menanamkan
hal-hal yang baik dalam diri anak-anaknya.
Banyak akademisi dan praktisi psikologi anak mengingatkan
masa anak-anak merupakan masa keemasan (golden
age) untuk menanamkan watak maupun kebiasaan positif yang akan berguna
baginya kelak. Sebagai seorang ayah atau ibu, tentu Anda mengharapkan anak yang
mempunyai sikap rajin belajar, mandiri, suka menolong, mendengarkan nasihat
orangtua ataupun meluangkan waktu bersama temannya dengan hal-hal positif. Tidak
jarang Anda dengan sengaja menunjukkan contoh yang ’mudah terlihat’ agar mereka
menangkap pesan yang kita harapkan.
Prinsip memberikan contoh juga dapat dilakukan dalam
mengajari anak-anak tentang bagaimana mengelola keuangan dengan cerdas. Anda
dapat mengajari Anak-anak dimulai soal mendapatkan, berbagi, menabung, hingga
membelanjakan uang yang mereka miliki atau topik yang lebih seperti meminjam
uang.
Bagaimana mengajari anak-anak tentang pengelolaan keuangan
lewat prinsip di atas? Berikut tahapan yang dapat pahami dahulu lalu coba
terapkan bersama anak-anak.
1. Mulailah dari diri sendiri
Kebiasaan pengelolaan keuangan yang cerdas, tanpa disadari
akan menular ke anak-anak. Kehidupan Anda dan pasangan yang tampak sehari-hari
oleh anak-anak merupakan bentuk pengajaran alamiah yang tidak memerlukan energi
besar. Anda akan kaget mengetahui bahwa anak-anak memperhatikan kesehariaan
orangtua mereka dan menjadikannya sebagai referensi perilaku mereka di masa
depan. Jika Anda terlihat bijaksana dalam pengelolaan keuangan di rumah,
niscaya anak-anak akan melihat dan, sedikit banyak, akan mengikutinya kelak.
2. Rencanakan pembelajaran
Diskusikan dengan pasangan Anda mengenai aspek pengelolaan
keuangan apa saja yang ingin diajarkan kepada buah hati dalam kurun waktu
tertentu. Sebagai contoh, Anda dapat mengajari anak yang lebih besar memiliki ‘buku
catatan keuangan pribadi’ yang memuat rincian pendapatan dan pengeluarannya.
3. Belajar kreatif dan menyenangkan
Ambil contoh, ajari anak-anak membeli sepeda dengan cara
menabung sebagian uang sakunya dalam celengan atau amplop. Pastikan Anda juga terlibat
dalam proses tersebut. Misalnya, ikut menabung sehingga di akhir periode
tabungan Anda dan si kecil, ketika digabungkan, cukup untuk membeli sebuah
sepeda.
4. Berikan apresiasi
Berikan pujian atas kebaikan hatinya bersedekah (dengan
menggunakan sebagian uang sakunya). Tunjukan dengan lembut sikap kurang setuju
manakala mereka ceroboh dalam pengeluaran pribadi atau lengah disiplin
menabung.
5. Evaluasi
Dalam pengajaran mengelola uang, upayakan memberikan umpan
balik. Nyatakan kalau Anda sayang pada mereka dan jelaskan bahwa pembelajaran
ini akan berguna bagi mereka juga ketika mereka dewasa seperti Anda. Miliki
juga sikap terbuka untuk menerima pertanyaan-pertanyaan dan menjawab si kecil.
Khusus bagi anak yang lebih besar, tidak jarang mereka
mengeluhkan orangtua yang hanya memberikan nasihat semata. Kalimat ‘pokoknya
kamu harus begini...begitu...’ menjadi senjata pamungkas.
Jika menginginkan anak-anak disiplin dalam pengelolaan keuangan, mulailah
lewat keteladanan diri Anda selaku orangtua mulai hari ini.
