Mengenal Jenis Reksa Dana dan Karakteristiknya
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Berdasarkan
laman idx.co.id, reksa dana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas.
Selain itu, reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan
peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, reksa
dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksa dana memang sangat menggiurkan sebagai sebuah investasi. Namun, jangan melihat dari sisi keuntungannya saja, pahami dahulu jenis-jenis reksa dana sehingga Anda akan tahu profil risikonya. Hasil dari profil risiko ini kurang lebih akan menunjukkan tipe investor seperti apa diri Anda.
Baca juga: Di Mana Sebaiknya Membeli Reksa Dana?
Dalam laman Aberdeen Asset, ada tiga tipe investor dalam reksa dana. Pertama, investor konservatif yang cenderung menghindari risiko sehingga cocok untuk memilih jenis investasi reksa dana yang memiliki risiko rendah. Kemudian ada tipe investor moderat yang memang cukup berani untuk menerima risiko dan menginginkan keuntungan yang sepadan. Terakhir adalah tipe investor agresif yang menginginkan keuntungan yang tinggi dan berani menerima risiko yang tinggi pula.
Setelah mengenal tipe seperti apa Anda dalam investasi reksa dana, tahapan selanjutnya adalah mengenal berbagai jenis portfolio reksa dana yang ada. Berikut empat jenis reksa dana yang bisa menjadi pilihan investasi:
1. Reksa dana pasar uang (money market fund)
Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang menempatkan seluruh dana investasi pada instrumen pasar uang yang bersifat utang dan punya jatuh tempo kurang lebih satu tahun. Jenis reksa dana ini bisa berupa deposito, obligasi dan sertifikat Bank Indonesia (SBI). Menurut duwitmu.com, reksa dana pasar uang ini adalah jenis investasi yang paling aman, karena risikonya kecil. Investasi ini bertujuan memberikan tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu singkat.
2. Reksa dana pendapatan tetap (fixed income fund)
Laman Aberdeen-Asset menerangkan jenis reksa dana ini menempatkan sekurang-kurangnya 80 persen dana investasi ke dalam bentuk efek yang memberikan pendapatan tetap sehingga surat utang negara maupun surat utang perusahaan memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Risikonya pun terbilang tinggi dari reksa dana pasar uang. Oleh karena itu, jenis reksa dana ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk investor moderat.
Baca juga: Kenali Risiko dan Keuntungannya Sebelum Investasi Reksa Dana
3. Reksa dana campuran (balance fund)
Reksa dana ini menawarkan kombinasi investasi dalam berbagai jenis instrumen. Menurut idx.co.id, jenis reksa dana ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang. Tujuannya adalah memperoleh keuntungan dalam jangka panjang dengan investasi pada saham, obligasi dan pasar uang. Keunggulan reksa dana ini adalah komposisi portfolio bisa lebih fleksibel. Manajer investasi bisa meracik instrumennya dengan berbagai instrumen lain.
4. Reksa dana saham (equity fund)
Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80
persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya
dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana
sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.