Have a Safe Banking!
Kejahatan dapat terjadi di mana saja dan menimpa siapapun.
Seorang rekan pernah bercerita bagaimana temannya baru saja mengalami
‘musibah’. Suatu hari dia terkejut bukan kepalang mendapati tabungannya yang
hanya menyisakan sekian dolar. Padahal dia yakin sekali terakhir kali memeriksa
dana yang dimiliki masih cukup besar. Tidak pernah disangkanya kalau di negara
seperti Australia, kejahatan perbankan yang hanya didengar di koran, kini dialami
sendiri.
Setelah menyelidiki lebih dalam ternyata kejahatan lewat ATM
sedang marak saat ini. Modus penjahat dengan menanam mesin pelacak pada ATM
untuk merekam informasi kartu debit ketika bertransaksi sekaligus menaruh
kamera supermini untuk melihat PIN penggunanya.
Di zaman sekarang, hampir semua orang memiliki account di bank. Transaksi dengan
menggunakan kartu debit atau kredit
menjadi sebuah kebiasaan karena memberikan kemudahan dan keamanan. Sebagian
orang mungkin juga memanfaatkan transaksi lewat internet atau telepon genggam.
Namun sambil memanfaatkan semua layanan perbankan itu, ada baiknya tetap
waspada. Jangan sampai setelah mengalami kejadian buruk baru merasakan
menyesal. Risiko seperti itu selalu ada di sekitar Anda dan kadang tidak bisa
dihindari. Hal yang dapat dilakukan adalah mengurangi potensi risiko yang
mungkin bisa saja menimpa Anda dan keluarga.
Saya pernah menelan ‘pil pahit’ karena keteledoran saya
sendiri. Suatu hari saya sedang menarik sejumlah uang dari ATM di sebuah mal
besar di Bandung. Keadaan saat itu begitu ramai dengan orang-orang yang antri
di depan mesin tersebut. Dalam situasi tersebut, saya terburu-buru bertransaksi
dengan maksud bertenggang rasa dengan yang lain. Saya ambil uang yang keluar
dari mesin ATM lalu melenggang pergi tanpa menyadari bahwa kartu saya masih
tertancap di mesin, dan masih aktif untuk transaksi lanjutan.
Ternyata sudah menunggu orang yang tidak bertanggung jawab
untuk melangsungkan aksinya. Saya baru menyadari kejadian tersebut sesampainya
di Jakarta. Saya kehilangan sejumlah uang yang cukup besar pada waktu itu.
Sayangnya juga agak terlambat menelepon bank untuk memblokir account.
Sebagian orang berpikir bahwa tidak mungkin akan mengalami
nasib buruk serupa. Anda berpikir kalau peluang terjadinya pun sangat kecil, katakan
saja 1 di antara sekian juta orang. Bank tempat Anda menjadi nasabah sangat
cermat dengan sistem keamanan perbankannya. Ingatlah bahwa keamanan keuangan Anda
di bank tidak hanya tergantung pada pengelolanya. Ada peran dan tanggung jawab
pribadi kita untuk menekan potensi risiko kejahatan.
Berdasarkan dua kemalangan di atas, ada pelajaran berharga
yang dapat Anda tarik di sini, yaitu:
1. Baca betul buku atau booklet
panduan keamanan perbankan yang biasanya diberikan oleh bank kepada nasabah
baru. Ini langkah pertama dan yang paling penting. Jangan karena keengganan
membacanya Anda sesali di kemudian hari.
2. Pastikan menyimpan nomer kontak layanan bank pada saat Anda
mengalami kemalangan atau keteledoran kecil semisal debit card tertinggal di ATM. Laporkan kejadian tersebut dengan
rinci kepada pihak bank sehingga dapat dilakukan aksi pengaman sesegera
mungkin.
3. Bertransaksilah dengan cerdas. Tarik uang pada mesin ATM
di lokasi yang lebih terpercaya. Jangan pernah terburu-buru dalam bertransaksi.
Ikuti panduan bank seperti tidak menggunakan nomer PIN yang mudah
diidentifikasi; tidak menulis atau memberitahukan PIN Anda kepada orang lain,
atau tutup tangan manakala menekan PIN di ATM.
Dengan kejadian tersebut, kita semua dapat lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan kartu debit atau kredit. Sehingga suatu hari tidak berkata, “seandainya dulu mau mendengar saran-saran di atas tentu kejadian ini tidak menimpa saya”. You have a safe banking! (Ivan Butarbutar & Manuel Pakpahan)
