Frugal Living, Sebuah Kesederhanaan Pangkal Bahagia

Frugal Living, Sebuah Kesederhanaan Pangkal Bahagia

Dalam perjalanan di sebuah taksi, terjadi perbincangan antara saya dengan sang pengemudi. Sepanjang perjalanan pengemudi berkeluh kesah tentang semakin beratnya hidup. Keluh kesah seputar harga bahan-bahan pokok, BBM, hingga semakin mahalnya biaya pendidikan bagi anaknya. Sebagian besar penjelasannya dapat diterima oleh nalar dan dirasakan banyak orang. Namun tergelitik hati ini untuk mengetahui bagaimana pengemudi ini mengelola uangnya.

Memang sekolah negeri telah digratiskan pemerintah, tetapi tetap saja ada pengeluaran tambahan. Pastinya, pengeluaran jajan anak yang sepertinya “wajib” setiap hari. Mengherankan karena uang jajan itu dalam perhitungan sudah dalam proporsi yang tidak wajar dari total penghasilannya.

Uang jajan biasa dipakai anak untuk membeli makanan ringan dan lebih sering untuk mainan. Ini belum termasuk pengeluaran untuk perlengkapan sekolah seperti tas, sepatu, atau video game terbaru yang seringkali karena mengikuti tren anak sekolah.

Pengelolaan uang yang cerdas semestinya didasari pola pengeluaran yang sehat. Hidup sederhana (frugal living) merupakan salah satu perilaku yang dianjurkan. Manfaatnya sudah pasti sangat besar. Pastinya kondisi mental akan lebih sehat karena lelah jika hidup terus-menerus dikendalikan oleh mode apa yang terkini. Lalu bagaimana kita mulai frugal living tersebut?

1. Donasikan barang yang tidak dibutuhkan kepada mereka yang membutuhkan. Mereka bisa saja kerabat, teman kantor maupun tetangga terdekat. Beberapa institusi seperti masjid, gereja maupun yayasan sosial sering menggalang aksi sosial. Kesederhanaan dan kemurahan hati akan membuat hidup kita lebih bersyukur dan berbahagia.

2. Cek barang yang terabaikan. Buka lemari baju anak. Apakah ditemui pakaian yang masih layak untuk dikenakan atau didelegasikan? Begitu juga dengan perabotan masak, apakah masih dapat digunakan? Jika masih ada yang layak digunakan, jangan buru-buru membeli yang baru.

3. Sebelum melakukan pembelian, tanyakan dulu pada diri Anda. Apakah tujuan saya membeli barang baru ini? Ingat, apa yang “baru” hari ini, akan segera menjadi “usang” kemudian.

4. Belanjalah di pasar atau toko yang menjual produk dengan harga yang lebih terjangkau. Pertimbangkan membeli pada saat ada penawaran khusus atau diskon.

5. Menjelang akhir tahun, ajaklah keluarga berlibur ke tempat yang menyenangkan, namun tidak mesti mahal. Batasi makan minum di restoran. Buah hati kita juga bisa membawa bekal yang lebih sehat, hasil olahan orang tuanya.

Satu hal yang harus diingat, hidup bahagia bukan hanya milik mereka yang berpenghasilan besar. Seorang pengemudi taksi dapat menikmati hidup di tengah beban tinggal di kota besar, asal dia tahu bagaimana mengelola uang.

Banyak sekali junk mail brosur komersial masuk yang menawarkan berbagai macam produk. Misalnya, Milikilah mobil sedan seri terbaru, dapatkan diskon 30 persen untuk pembelian perabot. atau bahagiakan pasangan Anda dengan perhiasan mewah ini. Tidak ada yang salah dengan penawaran ini. Tetapi kita perlu berhati-hati agar tidak mengeluarkan uang untuk hal yang belum atau tidak perlu. (Ivan Butarbutar & Manuel Pakpahan, CFP, CRP)


Manuel Pakpahan, CFP, CRP
manuel_pakpahan
Nov. 29, 2018, 5:34 p.m.

Comments

Please log in to leave a comment.