Berapa Idealnya Jumlah Uang Saku Anak?

Berapa Idealnya Jumlah Uang Saku Anak?

Belajar yang baik bagi anak-anak bukan hanya di bangku sekolah. Keterampilan yang mereka peroleh di luar pendidikan formal tidak kalah pentingnya. Salah satu keterampilan yang mereka butuhkan kelak adalah kemampuan mengelola uang. Ini dapat dipelajari ketika anak menginjak usia sekolah dasar.

 

Salah satu caranya adalah dengan memberikan uang saku. Di usia mereka yang masih berada dalam sekolah dasar Anda bisa mulai ajarkan tanggung jawab finansial. Bagaimana caranya memperkenalkan uang dan mengajarkan cara pengelolaannya pada anak? Satu hal yang harus dipastikan, Anda harus bisa menciptakan kondisi agar pemberian uang saku ini memberi efek positif bagi anak.

 

Secara umum ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan uang saku pada anak, yaitu usia anak, kemampuannya mengatur uang, dan kemampuan finansial orangtua. Idealnya, uang saku memiliki komponen uang untuk dibelanjakan (uang jajan), uang untuk ditabung dan uang untuk didermakan.

 

Berikut lima pertimbangan dalam menentukan jumlah uang saku anak yang tepat seperti dirangkum dari liputan6.com, viva.co.id, dan kompas.com.



 

1. Berikan Pemahaman Kegunaan Uang

Sebelum memutuskan memberikan uang saku secara rutin, berikan pemahaman mengenai kegunaan uang. Bahwa uang bukan hanya untuk digunakan untuk membeli sesuatu, tapi juga untuk ditabung, atau disumbangkan kepada yang membutuhkan. Bahwa orangtua memberi uang saku pada anak sesuai dengan tiga kebutuhan tersebut. Besarnya uang jajan anak ini disesuaikan dengan standar hidup keluarga dan juga uang transpor (bila perlu). Biasakan untuk menanamkan kesederhanaan pada anak dan tidak memberikan uang saku berlebihan.

 

2. Tentukan Standar Awal

Ada sebagian orangtua yang membuat standar sendiri. Misalnya, anak akan mendapat kenaikan uang jajan sebesar Rp2.000 per hari pada setiap tahunnya. Jika saat berusia 7 tahun dia mendapat uang jajan Rp5.000 per hari, tahun depannya dia akan mendapat Rp8.000, dan seterusnya. Penentuan standar itu juga perlu disesuaikan dengan apa yang akan dibeli anak di sekolah serta kemampuan finansial Anda.

 

3.  Berikan Budget Harian, Mingguan, atau Bulanan

Anda sebaiknya mengamati pola jajan anak selama seminggu, lalu menghitung berapa jumlah uang yang dihabiskan per hari dan secara keseluruhan. Pemberian uang dalam periode harian, mingguan atau bulanan disesuaikan dengan tingkat keterampilan anak mengatur uang. Bila baru pertama kali menerima uang jajan sebaiknya diberikan secara harian. Setelah semakin mahir bisa diberikan per minggu. Untuk uang saku bulanan bisa Anda mulai berikan saat anak di tingkat SMP atau SMA.

 

Idealnya memang bukan diberikan secara harian, karena dengan menerapkan metode ini, Anda dapat memenuhi kebutuhan anak sekaligus sesuai dengan kemampuan orangtua. Pendekatan seperti ini berguna untuk mengajarkan anak, bahwa ketika mereka sudah menghabiskan seluruh uang jajan untuk seminggu hanya dalam beberapa hari, mereka tidak lagi bisa membeli apa yang mereka inginkan. Dengan demikian, anak akan belajar lebih bijak dalam menghabiskan uangnya.



 

4. Diskusikan Bersama Anak

Bila Anak sudah mahir berhitung, Anda juga bisa bertanya pada anak, berapa jumlah yang ia inginkan. "Biarkan anak mengajukan semacam proposal berisi berapa jumlah uang saku yang ingin mereka dapatkan dan pengeluarannya seperti apa. Setelahnya, giliran Anda mengecek ulang apakah "proposal" anak ini dapat diterima atau perlu dikurangi. Sebenarnya, tidak pernah ada istilah uang jajan sudah cukup, karena mereka pada dasarnya ingin membeli apa saja yang diinginkan. Dengan metode seperti ini, Anda sekaligus membekali mereka kemampuan finansial yang akan berguna pada saat dewasa nanti.

 

5. Uang Saku Bukan Iming-iming  

Sebagian orangtua baru mau memberikan uang jajan setelah anaknya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, sebagian ahli keuangan merekomendasikan agar para orangtua memisahkan kedua “pendapatan” ini. Ketentuan ini akan membuat anak tidak sadar bahwa mereka melakukan tugas rumah tangga karena merupakan bagian dari keluarga. Jika mengerjakan tugas rumah tangga selalu dikaitkan dengan uang jajan, nantinya anak Anda akan mengharapkan dapat bayaran setiap kali mencuci piring atau membereskan tempat tidur.

 

Tidak ada aturan baku mengenai pemberian uang saku bulanan atau harian kepada anak. Semua kembali pada kesepakatan orangtua dan sistem pendidikan anak yang dibangun atau disepakati dalam keluarga.


Cara Menabung Bagi Yang Berpenghasilan Pas-pasan


Rooslain Wiharyanti
rooslain
Nov. 29, 2018, 4:42 p.m.

Comments

Please log in to leave a comment.