Apa Saja Kesalahan Investasi bagi Pemula?
Investasi masih menjadi hal yang cukup berat dilakukan bagi
anak muda. Mereka masih beranggapan bahwa investasi akan dibutuhkan saat sudah
merasa mapan dan berkeluarga. Padahal, investasi merupakan suatu hal yang harus
dilakukan sejak dini. Dengan semakin awal memulai investasi, maka semakin
cepat juga bisa mendapatkan keuntungan.
Sebenarnya, investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan dengan mengalokasikan sebagian dana yang ada saat ini untuk bisa dinikmati di kemudian hari. Jika anggapan penghasilan saat ini masih minim dan enggan untuk memulai investasi, maka bisa dikatakan itu berbahaya. Mengapa?
Fransiska Ardela dalam laman finansialku.com memberi penjelasan, selama pemikiran itu ada, maka
Anda akan selalu beralasan seperti itu. Prinsip yang harus dianut adalah bukan
menyisihkan uang yang tersisa pada akhir bulan, tetapi memberi prioritas untuk
menyisihkan penghasilan Anda di setiap bulannya.
Terlebih jika usia Anda masih terbilang muda, di bawah 30 tahun. Di usia itu, rentang masa kerja yang dimiliki masih terbilang panjang. Dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi akan banyak manfaat dan keuntungan yang bisa diambil di kemudian hari.
Baca juga: Investasi Apa yang Aman untuk Pemula?
Secara umum, ada banyak investasi yang bisa dilakukan. Sebut
saja investasi emas, reksa dana, saham, obligasi, dan peer to peer (P2P) lending. Anda bisa memilih salah satu dari jenis
investasi ini. Namun, ada kesalahan yang kerap dilakukan oleh investor pemula
dalam melakukan investasi. Apa saja kesalahan itu, berikut ini penjelasannya:
Kurang Bertanya pada
yang Berpengalaman
Selain mencari informasi dari buku dan internet, cobalah bertanya pada yang telah berpengalaman. Langkah ini akan membuka wawasan Anda mengenai investasi yang akan dipilih. Sharing pengalaman juga akan meminimalisir kesalahan memilih dan menjalankan investasi.
Tidak Memiliki Tujuan
yang Jelas
Tujuan utama dari investasi berkaitan erat dengan jumlah
uang yang diharapkan di masa depan, jangka waktu pengembalian investasi, dan
tingkat resiko yang akan ditanggung. Laman koinworks.com mencontohkan tujuan investasi untuk dana pendidikan kuliah anak, biasanya
memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun. Maka investasi saham atau reksa dana bisa
menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika tujuannya adalah jangka pendek seperti
liburan atau membeli gadget dalam waktu 1-2 tahun ke depan, sebagai pemula bisa
mempertimbangkan investasi peer to peer
lending.
Memiliki Harapan yang
Terlalu Tinggi
Aturan utama yang berlaku dalam investasi adalah semakin
tinggi risiko yang siap ditanggung, maka semakin besar pula pengembalian yang
didapat. Jadi, jangan punya ekspektasi terlalu tinggi soal keuntungan bila
tidak berani mengambil risiko yang tinggi pula. Disarankan juga, jangan
terburu-buru dengan memasang harapan terlalu tinggi. Sebagai pemula, manfaatkan
waktu untuk belajar mengenal teknik dan cara mainnya. Ketergesa-gesaan membuat
Anda melakukan kesalahan hingga menimbulkan kerugian.
Terlalu Sering
Menarik Dana Investasi
Fransiska menuturkan bagi pemula, ada hal yang harus diingat bahwa investasi berbeda dengan tabungan. Baik dari sisi keuntungan (bunga) atau sisi likuiditasnya. Pada produk tabungan bank, Anda akan sangat mudah untuk mengambil dana yang dimiliki kapanpun. Namun, tidak dengan investasi. Terlalu sering menarik dana investasi akan menurunkan nilai imbal balik investasi Anda.
Baca juga: Trik Menguntungkan Investasi Emas bagi Pemula
Tidak
Mendiversifikasi Investasi
Sebagai pemula, tentu tidak dianjurkan untuk bermain banyak
instrumen investasi jika belum memahami secara benar teknik dan kinerjanya.
Anda masih punya waktu untuk belajar mengenal jenis investasi lainnya. Jika
sudah cukup paham, mulailah menyebar investasi ke produk lainnya seperti saham,
reksa dana, obligasi, emas, atau peer to
peer lending. Tujuannya, jika salah satu instrumen mengalami penurunan
nilai, maka jenis investasi lainnya mampu mengimbangi kerugian yang ada.
Salah Menilai Kinerja
Investasi
Harus dipahami pula, instrumen investasi ada yang memberikan
hasil optimal dalam jangka panjang seperti saham. Namun, ada pula
investasi yang memberikan hasil investasi yang optimal dalam jangka pendek di
bawah 3 tahun.
Jika saat ini Anda berinvestasi di pasar saham dan melihat
dalam 1-2 tahun kinerjanya berfluktuatif dan cenderung menurun, maka jangan
mudah panik dengan hal tersebut. Saham sangat wajar mengalami fluktuasi dalam
jangka pendek, oleh karena itulah jenis investasi yang satu ini lebih cocok
untuk tujuan keuangan jangka panjang di atas 10 tahun.