Pentingnya Memproteksi Keuangan Keluarga untuk Masa Depan
Dalam setiap tahap kehidupan, manusia pasti ingin secure dalam banyak hal. Bukan hanya pekerjaan, tetapi juga keamanan yang terkait dengan keuangan keluarga. Namun dalam hidup, tentu akan selalu ada risiko yang bisa datang kapan saja dan di mana saja. Dalam kehidupan setidaknya ada tiga bentuk risiko yang ditakutkan banyak orang, yaitu risiko meninggal, risiko kecelakaan atau cacat tetap, risiko sakit, atau bercerai.
Bagi yang sudah berkeluarga, terutama kepala keluarga tentu risiko itu sangat ditakutkan akan terjadi. Sebagai kepala keluarga tentu sadar bahwa dirinya merupakan tulang punggung dan sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu bagaimana bila sumber penghasilan keuangan keluarga tersebut tidak lagi bekerja dikarenakan sakit atau cacat, meninggal dunia atau bercerai?
Baca juga: Jenis-jenis Pendapatan Pasif yang Bisa Anda Pertimbangkan
Investopedia seperti dikutip dari tempo.co mengakui kesetaraan pendapatan perempuan semakin membaik, bahkan tidak sedikit perempuan yang menjadi tulang punggung. Namun bukan berarti hal itu bisa menjadi jaminan. Tetap saja perlu proteksi keuangan keluarga agar masa depan keluarga bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Untuk itu, pastikan keluarga Anda mendapat perlindungan secara finansial terhadap risiko yang tidak diinginkan yang bisa terjadi tanpa dikehendaki. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memproteksi keuangan keluarga.
1. Miliki aset atas nama sendiri.
Investopedia menyebutkan kepemilikan aset bersama memang bisa membantu jumlah kas yang terkumpul. Namun harus diperhatikan pula, Anda perlu menyiapkan pula risiko perceraian. Pastikan beberapa aset sesuai dengan nama Anda untuk keamanan individu yang lebih baik.
2. Rekening tabungan pensiun
Cobalah selalu berkontribusi ke rekening tabungan pensiun. Kontribusi ini harus dimaksimalkan meskipun Anda sudah tidak bekerja. Besar kecil nilai kontribusinya tergantung pada kemampuan dan kesanggupan keluarga.
3. Lindungi diri dengan asuransi jiwa dan kecacatan
Terlibat dalam asuransi jiwa atau kecacatan menjadi sangat penting. Terutama keluarga yang hanya mengandalkan pasangan untuk mendukung beberapa atau semua biaya rumah tangga. Dengan asuransi jiwa dan kecacatan ini akan melindungi diri Anda dan keluarga jika terjadi risiko kematian atau cacat permanen.
4. Pertimbangkan untuk mendapatkan pinjaman
Jika Anda memiliki pinjaman seperti hipotek, atau mungkin memerlukannya di masa depan, pastikan Anda dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan hipotek secara independen jika terjadi kematian, kecacatan atau perceraian.
5. Pertahankan skill Anda
Jika Anda telah meluangkan waktu untuk merawat anak-anak atau anggota keluarga, jaga agar keterampilan yang Anda miliki tetap terasah, misalnya memasak, menjahit, bahasa asing, atau keahlian lainnya. keterampilan yang tetap terasah itu akan sangat membantu jika risiko yang tidak diinginkan itu datang. Keahlian itu dapat membantu meringankan potensi kembali bekerja di masa depan.
6. Pertimbangkan potensi umur panjang
Sebagai seorang wanita, Anda cenderung menikmati umur yang lebih panjang daripada pasangan Anda. Menjadi sendirian seiring bertambahnya usia membutuhkan keamanan finansial dan emosional, dan partisipasi berkelanjutan dalam keuangan Anda. Lalu, kumpulkan aset yang memadai untuk mempersiapkan masa tua.
Baca juga: Bagaimana Caranya Memulai Investasi Saham Bagi Pemula?
Sebagai contoh adalah langkah yang diambil oleh artis Susan Meilani Bachtiar atau lebih dikenal dengan Susan Bachtiar. Seperti dikutip dari lifestyle.kontan.co.id, Susan memproteksi diri dan keluarga dengan menyisihkan sebagian pendapatan keluarga untuk premi jasa asuransi kesehatan dan finansial.
Presenter cantik ini menyadari usianya yang tidak muda lagi ini membuatnya harus pandai mengatur dana pensiun dan tetap menjaga kesehatan tubuh karena bisa sakit sewaktu-waktu. “Saya ikut asuransi yang bisa proteksi diri dan investasi, dalam satu produk punya fungsi berbeda. Dalam perencanaan keuangan, ini bisa menjadi tambahan dana di masa depan atau investasi jangka panjang,” tuturnya seperti dikutip lifestyle.kontan.co.id, Minggu (29/4/2018).
Sebagai tipe orang yang tidak mau ambil risiko, Susan memilih investasi yang berisiko kecil. Maka dari itu, ia rutin berkonsultasi dengan pihak asuransi mengenai produk investasi apa yang tepat untuk kebutuhan keluarganya.